Taha (suara
Syaikh Muhammad Shiddiq al-Minsyawy)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- طٰهٰ ۚṭā hāThaha
- مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى ۙmā anzalnā 'alaikal-qur`āna litasyqā Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;
- اِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۙillā tażkiratal limay yakhsyā melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
- تَنْزِيْلًا مِّمَّنْ خَلَقَ الْاَرْضَ وَالسَّمٰوٰتِ الْعُلٰى ۗtanzīlam mim man khalaqal-arḍa was-samāwātil-'ulāditurunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi,
- اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى ar-raḥmānu 'alal-'arsyistawā(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.
- لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرٰى lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa mā bainahumā wa mā taḥtaṡ-ṡarāMilik-Nyalah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah.
- وَاِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَاِنَّهٗ يَعْلَمُ السِّرَّ وَاَخْفٰى wa in taj-har bil-qauli fa innahụ ya'lamus-sirra wa akhfāDan jika engkau mengeraskan ucapanmu, sungguh, Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.
- اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى allāhu lā ilāha illā huw, lahul-asmā`ul-ḥusnā(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik.
- وَهَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰى ۘwa hal atāka ḥadīṡu mụsā Dan apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?
- اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ
لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ
مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى iż ra`ā nāran fa qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral la'allī ātīkum min-hā biqabasin au ajidu 'alan-nāri hudā
Ketika dia (Musa) melihat api, lalu dia berkata kepada keluarganya,
“Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan
aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat
petunjuk di tempat api itu.”
- فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙfa lammā atāhā nụdiya yā mụsāMaka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil, “Wahai Musa!
- اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗinnī anā rabbuka fakhla' na'laīk, innaka bil-wādil-muqaddasi ṭuwāSungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa.
- وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى wa anakhtartuka fastami' limā yụḥā Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
- اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ innanī anallāhu lā ilāha illā ana fa'budnī wa aqimiṣ-ṣalāta liżikrī Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.
- اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى innas-sā'ata ātiyatun akādu ukhfīhā litujzā kullu nafsim bimā tas'āSungguh,
hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap
orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.
- فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى fa lā yaṣuddannaka 'an-hā mal lā yu`minu bihā wattaba'a hawāhu fa tardā
Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang
tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti keinginannya, yang
menyebabkan engkau binasa.”
- وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى wa mā tilka biyamīnika yā mụsā”Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa? ”
- قَالَ هِيَ عَصَايَۚ اَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَاَهُشُّ بِهَا عَلٰى غَنَمِيْ وَلِيَ فِيْهَا مَاٰرِبُ اُخْرٰى qāla hiya 'aṣāy, atawakka`u 'alaihā wa ahusysyu bihā 'alā ganamī wa liya fīhā ma`āribu ukhrāDia
(Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku
merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku
masih ada lagi manfaat yang lain.”
- قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى qāla alqihā yā mụsāDia (Allah) berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!”
- فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى fa alqāhā fa iżā hiya ḥayyatun tas'ā Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
- قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى qāla khuż-hā wa lā takhaf, sanu'īduhā sīratahal-ụlāDia (Allah) berfirman, “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,
- وَاضْمُمْ يَدَكَ اِلٰى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ اٰيَةً اُخْرٰىۙ waḍmum yadaka ilā janāḥika takhruj baiḍā`a min gairi sū`in āyatan ukhrādan kepitlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih (bercahaya) tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain,
- لِنُرِيَكَ مِنْ اٰيٰتِنَا الْكُبْرٰى ۚlinuriyaka min āyātinal-kubrāuntuk Kami perlihatkan kepadamu (sebagian) dari tanda-tanda kebesaran Kami yang sangat besar,
- اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىiż-hab ilā fir'auna innahụ ṭagāPergilah kepada Fir‘aun; dia benar-benar telah melampaui batas.”
- قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙqāla rabbisyraḥ lī ṣadrī Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku,
- وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙwa yassir lī amrīdan mudahkanlah untukku urusanku,
- وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙwaḥlul 'uqdatam mil lisānīdan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
- يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖyafqahụ qaulīagar mereka mengerti perkataanku,
- وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ ۙwaj'al lī wazīram min ahlīdan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,
- هٰرُوْنَ اَخِى ۙhārụna akhī(yaitu) Harun, saudaraku,
- اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ ۙusydud bihī azrīteguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia,
- وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ ۙwa asyrik-hu fī amrīdan jadikanlah dia teman dalam urusanku,
- كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًا ۙkai nusabbiḥaka kaṡīrāagar kami banyak bertasbih kepada-Mu,
- وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًا ۗwa nażkuraka kaṡīrādan banyak mengingat-Mu,
- اِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيْرًا innaka kunta binā baṣīrāsesungguhnya Engkau Maha Melihat (keadaan) kami.”
- قَالَ قَدْ اُوْتِيْتَ سُؤْلَكَ يٰمُوْسٰى qāla qad ụtīta su`laka yā mụsāDia (Allah) berfirman, “Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa!
- وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً اُخْرٰىٓ ۙwa laqad manannā 'alaika marratan ukhrāDan sungguh, Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain (sebelum ini),
- اِذْ اَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّكَ مَا يُوْحٰىٓ ۙiż auḥainā ilā ummika mā yụḥā(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan,
- اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى
التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ
بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ ۗوَاَلْقَيْتُ
عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘaniqżi
fīhi fit-tābụti faqżi fīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili
ya`khuż-hu 'aduwwul lī wa 'aduwwul lah, wa alqaitu 'alaika maḥabbatam
minnī, wa lituṣna'a 'alā 'ainī(yaitu),
letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke
sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia
akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan
kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar engkau diasuh di
bawah pengawasan-Ku.
- اِذْ تَمْشِيْٓ اُخْتُكَ
فَتَقُوْلُ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى مَنْ يَّكْفُلُهٗ ۗفَرَجَعْنٰكَ اِلٰٓى
اُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ ەۗ وَقَتَلْتَ نَفْسًا
فَنَجَّيْنٰكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنّٰكَ فُتُوْنًا ەۗ فَلَبِثْتَ سِنِيْنَ
فِيْٓ اَهْلِ مَدْيَنَ ەۙ ثُمَّ جِئْتَ عَلٰى قَدَرٍ يّٰمُوْسٰىiż
tamsyī ukhtuka fa taqụlu hal adullukum 'alā may yakfuluh, fa raja'nāka
ilā ummika kai taqarra 'ainuhā wa lā taḥzan, wa qatalta nafsan fa
najjaināka minal-gammi wa fatannāka futụnā, fa labiṡta sinīna fī ahli
madyana ṡumma ji`ta 'alā qadariy yā mụsā(Yaitu)
ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga
Fir‘aun), ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan
memeliharanya?’ Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang
hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang,
lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah
mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat); lalu engkau tinggal
beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa,
datang menurut waktu yang ditetapkan,
- وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِيْۚ waṣṭana'tuka linafsīdan Aku telah memilihmu (menjadi rasul) untuk diri-Ku.
- اِذْهَبْ اَنْتَ وَاَخُوْكَ بِاٰيٰتِيْ وَلَا تَنِيَا فِيْ ذِكْرِيْۚ iż-hab anta wa akhụka bi`āyātī wa lā taniyā fī żikrīPergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku;
- اِذْهَبَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۚ iż-habā ilā fir'auna innahụ ṭagāpergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas;
- فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى fa qụlā lahụ qaulal layyinal la'allahụ yatażakkaru au yakhsyāmaka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.
- قَالَا رَبَّنَآ اِنَّنَا نَخَافُ اَنْ يَّفْرُطَ عَلَيْنَآ اَوْ اَنْ يَّطْغٰى qālā rabbanā innanā nakhāfu ay yafruṭa 'alainā au ay yaṭgāKeduanya berkata, “Ya Tuhan kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas,”
- قَالَ لَا تَخَافَآ اِنَّنِيْ مَعَكُمَآ اَسْمَعُ وَاَرٰى qāla lā takhāfā innanī ma'akumā asma'u wa arāDia (Allah) berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.
- فَأْتِيٰهُ فَقُوْلَآ اِنَّا
رَسُوْلَا رَبِّكَ فَاَرْسِلْ مَعَنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ وَلَا
تُعَذِّبْهُمْۗ قَدْ جِئْنٰكَ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ ۗوَالسَّلٰمُ عَلٰى
مَنِ اتَّبَعَ الْهُدٰىfa`tiyāhu fa qụlā innā
rasụlā rabbika fa arsil ma'anā banī isrā`īla wa lā tu'ażżib-hum, qad
ji`nāka bi`āyatim mir rabbik, was-salāmu 'alā manittaba'al-hudāMaka
pergilah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dan katakanlah, “Sungguh, kami
berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami
dan janganlah engkau menyiksa mereka. Sungguh, kami datang kepadamu
dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan
itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.
- اِنَّا قَدْ اُوْحِيَ اِلَيْنَآ اَنَّ الْعَذَابَ عَلٰى مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰى innā qad ụḥiya ilainā annal-'ażāba 'alā mang każżaba wa tawallāSungguh,
telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) pada siapa
pun yang mendustakan (ajaran agama yang kami bawa) dan berpaling (tidak
mempedulikannya).”
- قَالَ فَمَنْ رَّبُّكُمَا يٰمُوْسٰى qāla fa mar rabbukumā yā mụsāDia (Fir‘aun) berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?”
- قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى qāla rabbunallażī a'ṭā kulla syai`in khalqahụ ṡumma hadāDia
(Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk
kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk.”
- قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُوْنِ الْاُوْلٰى qāla fa mā bālul-qurụnil-ụlāDia (Fir‘aun) berkata, “Jadi bagaimana keadaan umat-umat yang dahulu?”
- قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ فِيْ كِتٰبٍۚ لَا يَضِلُّ رَبِّيْ وَلَا يَنْسَىۖ qāla 'ilmuhā 'inda rabbī fī kitāb, lā yaḍillu rabbī wa lā yansāDia
(Musa) menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam
sebuah Kitab (Lauh Mahfuzh), Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa;
- الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ
الْاَرْضَ مَهْدًا وَّسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا وَّاَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاۤءِ مَاۤءًۗ فَاَخْرَجْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْ نَّبَاتٍ شَتّٰى
allażī ja'ala lakumul-arḍa mahdaw wa salaka
lakum fīhā subulaw wa anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī
azwājam min nabātin syattā(Tuhan) yang telah
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di
atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit.” Kemudian
Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam
tumbuh-tumbuhan.
- كُلُوْا وَارْعَوْا اَنْعَامَكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰىkulụ war'au an'āmakum, inna fī żālika la`āyātil li`ulin-nuhāMakanlah
dan gembalakanlah hewan-hewanmu. Sungguh, pada yang demikian itu,
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
- ۞ مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى min-hā khalaqnākum wa fīhā nu'īdukum wa min-hā nukhrijukum tāratan ukhrāDarinya
(tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan
mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada
waktu yang lain.
- وَلَقَدْ اَرَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَاَبٰى wa laqad araināhu āyātinā kullahā fa każżaba wa abāDan
sungguh, Kami telah memperlihatkan kepadanya (Fir‘aun) tanda-tanda
(kebesaran) Kami semuanya, ternyata dia mendustakan dan enggan (menerima
kebenaran).
- قَالَ اَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ اَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يٰمُوْسٰى qāla a ji`tanā litukhrijanā min arḍinā bisiḥrika yā mụsāDia (Fir‘aun) berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami dengan sihirmu, wahai Musa?
- فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ
مِّثْلِهٖ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهٗ
نَحْنُ وَلَآ اَنْتَ مَكَانًا سُوًى fa lana`tiyannaka bisiḥrim miṡlihī faj'al bainanā wa bainaka mau'idal lā nukhlifuhụ naḥnu wa lā anta makānan suwāMaka
kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu, maka
buatlah suatu perjanjian untuk pertemuan antara kami dan engkau yang
kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) engkau, di suatu tempat
yang terbuka.”
- قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّيْنَةِ وَاَنْ يُّحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى qāla mau'idukum yaumuz-zīnati wa ay yuḥsyaran-nāsu ḍuḥāDia
(Musa) berkata, “(Perjanjian) waktu (untuk pertemuan kami dengan kamu
itu) ialah pada hari raya dan hendaklah orang-orang dikumpulkan pada
pagi hari (duha).”
- فَتَوَلّٰى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهٗ ثُمَّ اَتٰى fa tawallā fir'aunu fa jama'a kaidahụ ṡumma atāMaka Fir‘aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang kembali (pada hari yang ditentukan).
- قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍۚ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرٰى qāla lahum mụsā wailakum lā taftarụ 'alallāhi każiban fa yus-ḥitakum bi'ażāb, wa qad khāba maniftarāMusa
berkata kepada mereka (para pesihir), “Celakalah kamu! Janganlah kamu
mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu
dengan azab.” Dan sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan.
- فَتَنَازَعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَاَسَرُّوا النَّجْوٰى fa tanāza'ū amrahum bainahum wa asarrun-najwāMaka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).
- قَالُوْٓا اِنْ هٰذٰنِ
لَسٰحِرَانِ يُرِيْدَانِ اَنْ يُّخْرِجٰكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ
بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيْقَتِكُمُ الْمُثْلٰى qālū in hāżāni lasāḥirāni yurīdāni ay yukhrijākum min arḍikum bisiḥrihimā wa yaż-habā biṭarīqatikumul-muṡlāMereka
(para pesihir) berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah pesihir yang
hendak mengusirmu (Fir‘aun) dari negerimu dengan sihir mereka berdua,
dan hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang utama.
- فَاَجْمِعُوْا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوْا صَفًّاۚ وَقَدْ اَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلٰى fa ajmi'ụ kaidakum ṡumma`tụ ṣaffā, wa qad aflaḥal-yauma manista'lāMaka
kumpulkanlah segala tipu daya (sihir) kamu, kemudian datanglah dengan
berbaris, dan sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini.”
- قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَلْقٰى qālụ yā mụsā immā an tulqiya wa immā an nakụna awwala man alqāMereka berkata, “Wahai Musa! Apakah engkau yang melemparkan (dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkan?”
- قَالَ بَلْ اَلْقُوْاۚ فَاِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰىqāla bal alqụ, fa iżā ḥibāluhum wa 'iṣiyyuhum yukhayyalu ilaihi min siḥrihim annahā tas'āDia
(Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Maka tiba-tiba tali-tali
dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia
merayap cepat, karena sihir mereka.
- فَاَوْجَسَ فِيْ نَفْسِهٖ خِيْفَةً مُّوْسٰى fa aujasa fī nafsihī khīfatam mụsāMaka Musa merasa takut dalam hatinya.
- قُلْنَا لَا تَخَفْ اِنَّكَ اَنْتَ الْاَعْلٰى qulnā lā takhaf innaka antal-a'lāKami berfirman, “Jangan takut! Sungguh, engkaulah yang unggul (menang).
- وَاَلْقِ مَا فِيْ يَمِيْنِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوْاۗ اِنَّمَا صَنَعُوْا كَيْدُ سٰحِرٍۗ وَلَا يُفْلِحُ السّٰحِرُ حَيْثُ اَتٰى wa alqi mā fī yamīnika talqaf mā ṣana'ụ, innamā ṣana'ụ kaidu sāḥir, wa lā yufliḥus-sāḥiru ḥaiṡu atāDan
lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa
yang mereka buat. Apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya pesihir
(belaka). Dan tidak akan menang pesihir itu, dari mana pun ia datang.”
- فَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ هٰرُوْنَ وَمُوْسٰى fa ulqiyas-saḥaratu sujjadang qālū āmannā birabbi hārụna wa mụsāLalu para pesihir itu merunduk bersujud, seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhannya Harun dan Musa.”
- قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ
اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۗ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ
السِّحْرَۚ فَلَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ
وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ فِيْ جُذُوْعِ النَّخْلِۖ وَلَتَعْلَمُنَّ اَيُّنَآ
اَشَدُّ عَذَابًا وَّاَبْقٰى qāla āmantum
lahụ qabla an āżana lakum, innahụ lakabīrukumullażī 'allamakumus-siḥr,
fa la`uqaṭṭi'anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfiw wa
la`uṣallibannakum fī jużụ'in-nakhli wa lata'lamunna ayyunā asyaddu
'ażābaw wa abqāDia (Fir‘aun) berkata, “Apakah
kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu?
Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka
sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang, dan sungguh,
akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti
akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal
siksaannya.”
- قَالُوْا لَنْ نُّؤْثِرَكَ
عَلٰى مَا جَاۤءَنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالَّذِيْ فَطَرَنَا فَاقْضِ مَآ
اَنْتَ قَاضٍۗ اِنَّمَا تَقْضِيْ هٰذِهِ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ۗqālụ lan nu`ṡiraka 'alā mā jā`anā minal-bayyināti wallażī faṭaranā faqḍi mā anta qāḍ, innamā taqḍī hāżihil-ḥayātad-dun-yāMereka
(para pesihir) berkata, “Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu atas
bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas
(Allah) yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau
putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di
dunia ini.
- اِنَّآ اٰمَنَّا بِرَبِّنَا
لِيَغْفِرَ لَنَا خَطٰيٰنَا وَمَآ اَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِۗ
وَاللّٰهُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى innā āmannā birabbinā liyagfira lanā khaṭāyānā wa mā akrahtanā 'alaihi minas-siḥr, wallāhu khairuw wa abqāKami
benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni
kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada
kami. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).”
- اِنَّهٗ مَنْ يَّأْتِ رَبَّهٗ مُجْرِمًا فَاِنَّ لَهٗ جَهَنَّمَ ۗ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰى innahụ may ya`ti rabbahụ mujriman fa inna lahụ jahannam, lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyāSesungguhnya
barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka
sungguh, baginya adalah neraka Jahanam. Dia tidak mati (terus merasakan
azab) di dalamnya dan tidak (pula) hidup (tidak dapat bertobat).
- وَمَنْ يَّأْتِهٖ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصّٰلِحٰتِ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الدَّرَجٰتُ الْعُلٰى ۙwa may ya`tihī mu`minang qad 'amilaṣ-ṣāliḥāti fa ulā`ika lahumud-darajātul-'ulāTetapi
barang siapa datang kepada-Nya dalam keadaan beriman, dan telah
mengerjakan kebajikan, maka mereka itulah orang yang memperoleh derajat
yang tinggi (mulia),
- جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗوَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا مَنْ تَزَكّٰىjannātu 'adnin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, wa żālika jazā`u man tazakkā(yaitu)
surga-surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya. Itulah balasan bagi orang yang menyucikan diri.
- وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى
مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى
الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى wa laqad auḥainā ilā mụsā an asri bi'ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasal lā takhāfu darakaw wa lā takhsyāDan
sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama
hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah)
untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut
akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).”
- فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ۗfa atba'ahum fir'aunu bijunụdihī fa gasyiyahum minal-yammi mā gasyiyahumKemudian Fir‘aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.
- وَاَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهٗ وَمَا هَدٰى wa aḍalla fir'aunu qaumahụ wa mā hadāDan Fir‘aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.
- يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ
قَدْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوٰعَدْنٰكُمْ جَانِبَ الطُّوْرِ
الْاَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى yā banī isrā`īla qad anjainākum min 'aduwwikum wa wā'adnākum jānibaṭ-ṭụril-aimana wa nazzalnā 'alaikumul-manna was-salwāWahai
Bani Israil! Sungguh, Kami telah menyelamatkan kamu dari musuhmu, dan
Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu (untuk bermunajat) di
sebelah kanan gunung itu (gunung Sinai) dan Kami telah menurunkan kepada
kamu mann dan salwa.
- كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا
رَزَقْنٰكُمْۙ وَلَا تَطْغَوْا فِيْهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِيْۚ
وَمَنْ يَّحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِيْ فَقَدْ هَوٰى kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum wa lā taṭgau fīhi fa yaḥilla 'alaikum gaḍabī, wa may yaḥlil 'alaihi gaḍabī fa qad hawāMakanlah
dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu.
Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia.
- وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى wa innī lagaffārul liman tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan ṡummahtadāDan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.
- ۞ وَمَآ اَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يٰمُوْسٰى wa mā a'jalaka 'ang qaumika yā mụsā“Dan mengapa engkau datang lebih cepat daripada kaummu, wahai Musa?”
- قَالَ هُمْ اُولَاۤءِ عَلٰٓى اَثَرِيْ وَعَجِلْتُ اِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضٰى qāla hum ulā`i 'alā aṡarī wa 'ajiltu ilaika rabbi litarḍāDia (Musa) berkata, “Itu mereka sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Tuhanku, agar Engkau rida (kepadaku).”
- قَالَ فَاِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْۢ بَعْدِكَ وَاَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ qāla fa innā qad fatannā qaumaka mim ba'dika wa aḍallahumus-sāmiriyyDia (Allah) berfirman, “Sungguh, Kami telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.”
- فَرَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى
قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًا ەۚ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ
وَعْدًا حَسَنًا ەۗ اَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ اَمْ اَرَدْتُّمْ اَنْ
يَّحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَخْلَفْتُمْ مَّوْعِدِيْfa
raja'a mụsā ilā qaumihī gaḍbāna asifā, qāla yā qaumi a lam ya'idkum
rabbukum wa'dan ḥasanā, a fa ṭāla 'alaikumul-'ahdu am arattum ay yaḥilla
'alaikum gaḍabum mir rabbikum fa akhlaftum mau'idīKemudian
Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa)
berkata, “Wahai kaumku! Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu
suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu
atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu
melanggar perjanjianmu dengan aku?”
- قَالُوْا مَآ اَخْلَفْنَا
مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلٰكِنَّا حُمِّلْنَآ اَوْزَارًا مِّنْ زِيْنَةِ
الْقَوْمِ فَقَذَفْنٰهَا فَكَذٰلِكَ اَلْقَى السَّامِرِيُّ ۙqālụ mā akhlafnā mau'idaka bimalkinā wa lākinnā ḥummilnā auzāram min zīnatil-qaumi fa qażafnāhā fa każālika alqas-sāmiriyyMereka
berkata, “Kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami
sendiri, tetapi kami harus membawa beban berat dari perhiasan kaum
(Fir‘aun) itu, kemudian kami melemparkannya (ke dalam api), dan demikian
pula Samiri melemparkannya,
- فَاَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌ فَقَالُوْا هٰذَآ اِلٰهُكُمْ وَاِلٰهُ مُوْسٰى ەۙ فَنَسِيَ ۗfa akhraja lahum 'ijlan jasadal lahụ khuwārun fa qālụ hāżā ilāhukum wa ilāhu mụsā fa nasiykemudian
(dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang
bertubuh dan bersuara untuk mereka, maka mereka berkata, “Inilah
Tuhanmu dan Tuhannya Musa, tetapi dia (Musa) telah lupa.”
- اَفَلَا يَرَوْنَ اَلَّا يَرْجِعُ اِلَيْهِمْ قَوْلًا ەۙ وَّلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًاa fa lā yarauna allā yarji'u ilaihim qaulaw wa lā yamliku lahum ḍarraw wa lā naf'āMaka
tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung anak sapi itu) tidak dapat
memberi jawaban kepada mereka, dan tidak kuasa menolak mudarat mau-pun
mendatangkan manfaat kepada mereka?
- وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ
هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ
رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ wa laqad qāla lahum hārụnu ming qablu yā qaumi innamā futintum bih, wa inna rabbakumur-raḥmānu fattabi'ụnī wa aṭī'ū amrīDan
sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku!
Sesungguhnya kamu hanya sekedar diberi cobaan (dengan patung anak sapi)
itu dan sungguh, Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah
aku dan taatilah perintahku.”
- قَالُوْا لَنْ نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عٰكِفِيْنَ حَتّٰى يَرْجِعَ اِلَيْنَا مُوْسٰى qālụ lan nabraḥa 'alaihi 'ākifīna ḥattā yarji'a ilainā mụsāMereka menjawab, “Kami tidak akan meninggalkannya (dan) tetap menyembahnya (patung anak sapi) sampai Musa kembali kepada kami.”
- قَالَ يٰهٰرُوْنُ مَا مَنَعَكَ اِذْ رَاَيْتَهُمْ ضَلُّوْٓا ۙqāla yā hārụnu mā mana'aka iż ra`aitahum ḍallūDia (Musa) berkata, “Wahai Harun! Apa yang menghalangimu ketika engkau melihat mereka telah sesat,
- اَلَّا تَتَّبِعَنِۗ اَفَعَصَيْتَ اَمْرِيْ allā tattabi'an, a fa 'aṣaita amrī(sehingga) engkau tidak mengikuti aku? Apakah engkau telah (sengaja) melanggar perintahku?”
- قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا
تَأْخُذْ بِلِحْيَتِيْ وَلَا بِرَأْسِيْۚ اِنِّيْ خَشِيْتُ اَنْ تَقُوْلَ
فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِيْ qāla yabna`umma lā ta`khuż biliḥyatī wa lā bira`sī, innī khasyītu an taqụla farraqta baina banī isrā`īla wa lam tarqub qaulīDia
(Harun) menjawab, “Wahai putra ibuku! Janganlah engkau pegang janggutku
dan jangan (pula) kepalaku. Aku sungguh khawatir engkau akan berkata
(kepadaku), ‘Engkau telah memecah belah antara Bani Israil dan engkau
tidak memelihara amanatku.’”
- قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يٰسَامِرِيُّ qāla fa mā khaṭbuka yā sāmiriyyDia (Musa) berkata, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?”
- قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ
يَبْصُرُوْا بِهٖ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ اَثَرِ الرَّسُوْلِ
فَنَبَذْتُهَا وَكَذٰلِكَ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِيْ qāla baṣurtu bimā lam yabṣurụ bihī fa qabaḍtu qabḍatam min aṡarir-rasụli fa nabażtuhā wa każālika sawwalat lī nafsīDia
(Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui,
jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul lalu aku
melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”
- قَالَ فَاذْهَبْ فَاِنَّ لَكَ
فِى الْحَيٰوةِ اَنْ تَقُوْلَ لَا مِسَاسَۖ وَاِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّنْ
تُخْلَفَهٗۚ وَانْظُرْ اِلٰٓى اِلٰهِكَ الَّذِيْ ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۗ
لَنُحَرِّقَنَّهٗ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهٗ فِى الْيَمِّ نَسْفًا qāla
faż-hab fa inna laka fil-ḥayāti an taqụla lā misāsa wa inna laka
mau'idal lan tukhlafah, wanẓur ilā ilāhikallażī ẓalta 'alaihi 'ākifā,
lanuḥarriqannahụ ṡumma lanansifannahụ fil-yammi nasfāDia
(Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan (di
dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh (aku),’.
Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat)
yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah tuhanmu itu yang
engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh
kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan).
- اِنَّمَآ اِلٰهُكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا innamā ilāhukumullāhullażī lā ilāha illā huw, wasi'a kulla syai`in 'ilmā Sungguh, Tuhanmu hanyalah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.”
- كَذٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ مَا قَدْ سَبَقَۚ وَقَدْ اٰتَيْنٰكَ مِنْ لَّدُنَّا ذِكْرًا ۚkażālika naquṣṣu 'alaika min ambā`i mā qad sabaq, wa qad ātaināka mil ladunnā żikrāDemikianlah
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah (umat) yang telah
lalu, dan sungguh, telah Kami berikan kepadamu suatu peringatan
(Al-Qur'an) dari sisi Kami.
- مَنْ اَعْرَضَ عَنْهُ فَاِنَّهٗ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وِزْرًا man a'raḍa 'an-hu fa innahụ yaḥmilu yaumal-qiyāmati wizrāBarangsiapa berpaling darinya (Al-Qur'an), maka sesungguhnya dia akan memikul beban yang berat (dosa) pada hari Kiamat,
- خٰلِدِيْنَ فِيْهِ ۗوَسَاۤءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ حِمْلًاۙ khālidīna fīh, wa sā`a lahum yaumal-qiyāmati ḥimlāmereka kekal di dalam keadaan itu. Dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka pada hari Kiamat,
- يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِيْنَ يَوْمَىِٕذٍ زُرْقًا ۖyauma yunfakhu fiṣ-ṣụri wa naḥsyurul-mujrimīna yauma`iżin zurqāpada
hari (Kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu
Kami kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram,
- يَّتَخَافَتُوْنَ بَيْنَهُمْ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا عَشْرًا yatakhāfatụna bainahum il labiṡtum illā 'asyrāmereka saling berbisik satu sama lain, “Kamu tinggal (di dunia) tidak lebih dari sepuluh (hari).”
- نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ اِذْ يَقُوْلُ اَمْثَلُهُمْ طَرِيْقَةً اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا يَوْمًاnaḥnu a'lamu bimā yaqụlụna iż yaqụlu amṡaluhum ṭarīqatan il labiṡtum illā yaumāKami
lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling
lurus jalannya mengatakan, “Kamu tinggal (di dunia), tidak lebih dari
sehari saja.”
- وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّيْ نَسْفًا ۙwa yas`alụnaka 'anil-jibāli fa qul yansifuhā rabbī nasfāDan
mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka
katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat)
sehancur-hancurnya,
- فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا ۙfa yażaruhā qā'an ṣafṣafākemudian Dia akan menjadikan (bekas gunung-gunung) itu rata sama sekali,
- لَّا تَرٰى فِيْهَا عِوَجًا وَّلَآ اَمْتًا ۗlā tarā fīhā 'iwajaw wa lā amtā(sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana.”
- يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا yauma`iżiy yattabi'ụnad-dā'iya lā 'iwaja lah, wa khasya'atil-aṣwātu lir-raḥmāni fa lā tasma'u illā hamsāPada
hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (malaikat) tanpa
berbelok-belok (membantah); dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan
Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik.
- يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا yauma`iżil lā tanfa'usy-syafā'atu illā man ażina lahur-raḥmānu wa raḍiya lahụ qaulāPada
hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang
telah diberi izin oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai
perkataannya.
- يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِهٖ عِلْمًا ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa lā yuḥīṭụna bihī 'ilmā
Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (yang akan terjadi)
dan apa yang di belakang mereka (yang telah terjadi), sedang ilmu mereka
tidak dapat meliputi ilmu-Nya.
- ۞ وَعَنَتِ الْوُجُوْهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّوْمِۗ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا wa 'anatil-wujụhu lil-ḥayyil-qayyụm, wa qad khāba man ḥamala ẓulmāDan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman.
- وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخٰفُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا wa may ya'mal minaṣ-ṣāliḥāti wa huwa mu`minun fa lā yakhāfu ẓulmaw wa lā haḍmāDan
barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman,
maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak
(pula khawatir) akan pengurangan haknya.
- وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ
قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا وَّصَرَّفْنَا فِيْهِ مِنَ الْوَعِيْدِ لَعَلَّهُمْ
يَتَّقُوْنَ اَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا wa każālika anzalnāhu qur`ānan 'arabiyyaw wa ṣarrafnā fīhi minal-wa'īdi la'allahum yattaqụna au yuḥdiṡu lahum żikrāDan
demikianlah Kami menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menjelaskan berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman, agar
mereka bertakwa, atau agar (Al-Qur'an) itu memberi pengajaran bagi
mereka.
- فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ
الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى
اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا fa ta'ālallāhul-malikul-ḥaqq, wa lā ta'jal bil-qur`āni ming qabli ay yuqḍā ilaika waḥyuhụ wa qur rabbi zidnī 'ilmāMaka
Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau
(Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan
kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ”
- وَلَقَدْ عَهِدْنَآ اِلٰٓى اٰدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهٗ عَزْمًاwa laqad 'ahidnā ilā ādama ming qablu fa nasiya wa lam najid lahụ 'azmāDan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat padanya.
- وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَ اَبٰى ۗwa iż qulnā lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīsa abāDan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu
kepada Adam!” Lalu mereka pun sujud kecuali Iblis; dia menolak.
- فَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰى fa qulnā yā ādamu inna hāżā 'aduwwul laka wa lizaujika fa lā yukhrijannakumā minal-jannati fa tasyqāKemudian
Kami berfirman, “Wahai Adam! Sungguh ini (Iblis) musuh bagimu dan bagi
istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua
dari surga, nanti kamu celaka.
- اِنَّ لَكَ اَلَّا تَجُوْعَ فِيْهَا وَلَا تَعْرٰى ۙinna laka allā tajụ'a fīhā wa lā ta'rāSungguh, ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak akan kelaparan dan tidak akan telanjang.
- وَاَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيْهَا وَلَا تَضْحٰى wa annaka lā taẓma`u fīhā wa lā taḍ-ḥāDan sungguh, di sana engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari.”
- فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى fa waswasa ilaihisy-syaiṭānu qāla yā ādamu hal adulluka 'alā syajaratil-khuldi wa mulkil lā yablā
Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata,
“Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan
kerajaan yang tidak akan binasa?”
- فَاَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ
لَهُمَا سَوْاٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ
الْجَنَّةِۚ وَعَصٰٓى اٰدَمُ رَبَّهٗ فَغَوٰى ۖfa akalā min-hā fa badat lahumā sau`ātuhumā wa ṭafiqā yakhṣifāni 'alaihimā miw waraqil jannah, wa 'aṣā ādamu rabbahụ fa gawāLalu
keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan
telah durhakalah Adam kepada Tuhannya, dan sesatlah dia.
- ثُمَّ اجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدٰى ṡummajtabāhu rabbuhụ fa tāba 'alaihi wa hadāKemudian Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.
- قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا
جَمِيعًاۢ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚفَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ
هُدًى ەۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدٰيَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰىqālahbiṭā
min-hā jamī'am ba'ḍukum liba'ḍin 'aduww, fa immā ya`tiyannakum minnī
hudan fa manittaba'a hudāya fa lā yaḍillu wa lā yasyqāDia
(Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama,
sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang
kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti
petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
- وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى wa man a'raḍa 'an żikrī fa inna lahụ ma'īsyatan ḍangkaw wa naḥsyuruhụ yaumal-qiyāmati a'māDan
barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan
menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari
Kiamat dalam keadaan buta.”
- قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِيْٓ اَعْمٰى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيْرًا qāla rabbi lima ḥasyartanī a'mā wa qad kuntu baṣīrāDia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?”
- قَالَ كَذٰلِكَ اَتَتْكَ اٰيٰتُنَا فَنَسِيْتَهَاۚ وَكَذٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسٰى qāla każālika atatka āyātunā fa nasītahā, wa każālikal-yauma tunsāDia
(Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat
Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu
diabaikan.”
- وَكَذٰلِكَ نَجْزِيْ مَنْ اَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْۢ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖۗ وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَشَدُّ وَاَبْقٰى wa każālika najzī man asrafa wa lam yu`mim bi`āyāti rabbih, wa la'ażābul-ākhirati asyaddu wa abqāDan
demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya
kepada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan
lebih kekal.
- اَفَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ
اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ يَمْشُوْنَ فِيْ مَسٰكِنِهِمْۗ
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰىa fa lam yahdi lahum kam ahlaknā qablahum minal-qurụni yamsyụna fī masākinihim, inna fī żālika la`āyātil li`ulin-nuhāMaka
tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (orang-orang musyrik) berapa
banyak (generasi) sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal
mereka melewati (bekas-bekas) tempat tinggal mereka (umat-umat itu)?
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang berakal.
- وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى ۗwalau lā kalimatun sabaqat mir rabbika lakāna lizāmaw wa ajalum musammāDan
kalau tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada
batas yang telah ditentukan (ajal), pasti (siksaan itu) menimpa mereka.
- فَاصْبِرْ عَلٰى مَا
يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ
وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ
النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰىfaṣbir 'alā mā
yaqụlụna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulụ'isy-syamsi wa qabla
gurụbihā, wa min ānā`il-laili fa sabbiḥ wa aṭrāfan-nahāri la'allaka
tarḍāMaka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa
yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum
matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada
waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang.
- وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ
اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ
الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىwa
lā tamuddanna 'ainaika ilā mā matta'nā bihī azwājam min-hum
zahratal-ḥayātid-dun-yā linaftinahum fīh, wa rizqu rabbika khairuw wa
abqāDan janganlah engkau tujukan pandangan
matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa
golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji
mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih
kekal.
- وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى wa`mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir 'alaihā, lā nas`aluka rizqā, naḥnu narzuquk, wal-'āqibatu lit-taqwāDan
perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi
rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang
yang bertakwa.
- وَقَالُوْا لَوْلَا يَأْتِيْنَا بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖۗ اَوَلَمْ تَأْتِهِمْ بَيِّنَةُ مَا فِى الصُّحُفِ الْاُولٰى wa qālụ lau lā ya`tīnā bi`āyatim mir rabbih, a wa lam ta`tihim bayyinatu mā fiṣ-ṣuḥufil-ụlāDan
mereka berkata, “Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada kami
dari Tuhannya?” Bukankah telah datang kepada mereka bukti (yang nyata)
sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
- وَلَوْ اَنَّآ
اَهْلَكْنٰهُمْ بِعَذَابٍ مِّنْ قَبْلِهٖ لَقَالُوْا رَبَّنَا لَوْلَآ
اَرْسَلْتَ اِلَيْنَا رَسُوْلًا فَنَتَّبِعَ اٰيٰتِكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ
نَّذِلَّ وَنَخْزٰى walau annā ahlaknāhum
bi'ażābim ming qablihī laqālụ rabbanā lau lā arsalta ilainā rasụlan fa
nattabi'a āyātika ming qabli an nażilla wa nakhzāDan
kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya (Al-Qur'an
itu diturunkan), tentulah mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak
Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti
ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah?”
- قُلْ كُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوْاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ اَصْحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدٰى ۔qul kullum mutarabbiṣun fa tarabbaṣụ, fa sata'lamụna man aṣ-ḥābuṣ-ṣirāṭis-sawiyyi wa manihtadāKatakanlah
(Muhammad), “Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah olehmu! Dan
kelak kamu akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus, dan
siapa yang telah mendapat petunjuk.”