Al Kahfi (suara
Syaikh Muhammad Shiddiq al-Minsyawy)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜal-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajāSegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;
- قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ
بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ
يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanāsebagai
bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih
dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin
yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,
- مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ mākiṡīna fīhi abadāmereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
- وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladāDan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak.”
- مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ
عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ
اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًاmā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibāMereka
sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula
nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut
mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
- فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًاfa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafāMaka
barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih
hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini (Al-Qur'an).
- اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاinnā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalāSesungguhnya
Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,
untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik
perbuatannya.
- وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzāDan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.
- اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًاam ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabāApakah
engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai)
raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?
- اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ
اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً
وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًاiż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā(Ingatlah)
ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa,
“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
- فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ fa ḍarabnā 'alā āżānihim fil-kahfi sinīna 'adadāMaka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.
- ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًاṡumma ba'aṡnāhum lina'lama ayyul-ḥizbaini aḥṣā limā labiṡū amadāKemudian
Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua
golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka
tinggal (dalam gua itu).
- نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ naḥnu naquṣṣu 'alaika naba`ahum bil-ḥaqq, innahum fityatun āmanụ birabbihim wa zidnāhum hudāKami
ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
- وَّرَبَطْنَا عَلٰى
قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُوْا فَقَالُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ لَنْ نَّدْعُوَا۟ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ
اِذًا شَطَطًاwa rabaṭnā 'alā qulụbihim iż
qāmụ fa qālụ rabbunā rabbus-samāwāti wal-arḍi lan nad'uwa min dụnihī
ilāhal laqad qulnā iżan syaṭaṭāDan Kami
teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan
kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia.
Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan
perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”
- هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمُنَا
اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةًۗ لَوْلَا يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ
بِسُلْطٰنٍۢ بَيِّنٍۗ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ
كَذِبًاۗ hā`ulā`i qaumunattakhażụ min dụnihī
ālihah, lau lā ya`tụna 'alaihim bisulṭānim bayyin, fa man aẓlamu mim
maniftarā 'alallāhi każibāMereka itu kaum kami
yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain Dia. Mengapa
mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan
mereka)? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
- وَاِذِ
اعْتَزَلْتُمُوْهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ فَأْوٗٓا اِلَى
الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ رَّحْمَتِهٖ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ
مِّنْ اَمْرِكُمْ مِّرْفَقًاwa
iżi'tazaltumụhum wa mā ya'budụna illallāha fa`wū ilal-kahfi yansyur
lakum rabbukum mir raḥmatihī wa yuhayyi` lakum min amrikum mirfaqāDan
apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain
Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu
akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu
yang berguna bagimu dalam urusanmu.
- ۞ وَتَرَى الشَّمْسَ
اِذَا طَلَعَتْ تَّزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا
غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ
ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ ۗمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ
وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًا wa
tarasy-syamsa iżā ṭala'at tazāwaru 'ang kahfihim żātal-yamīni wa iżā
garabat taqriḍuhum żātasy-syimāli wa hum fī fajwatim min-h, żālika min
āyātillāh, may yahdillāhu fa huwal-muhtadi wa may yuḍlil fa lan tajida
lahụ waliyyam mursyidāDan engkau akan melihat
matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan
apabila matahari itu terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang
mereka berada dalam tempat yang luas di dalam (gua) itu. Itulah sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa diberi petunjuk oleh
Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa
disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang
dapat memberi petunjuk kepadanya.
- وَتَحْسَبُهُمْ
اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖوَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ
الشِّمَالِ ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ
اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ
مِنْهُمْ رُعْبًاwa taḥsabuhum aiqāẓaw wa hum
ruqụduw wa nuqallibuhum żātal-yamīni wa żātasy-syimāli wa kalbuhum
bāsiṭun żirā'aihi bil-waṣīd, lawiṭṭala'ta 'alaihim lawallaita min-hum
firāraw wa lamuli`ta min-hum ru'bāDan engkau
mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami
bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu
menyaksikan mereka tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari
mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.
- وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ
لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ
قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ
اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ
اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى طَعَامًا
فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ
اَحَدًا wa każālika ba'aṡnāhum liyatasā`alụ
bainahum, qāla qā`ilum min-hum kam labiṡtum, qālụ labiṡnā yauman au
ba'ḍa yaụm, qālụ rabbukum a'lamu bimā labiṡtum, fab'aṡū aḥadakum
biwariqikum hāżihī ilal-madīnati falyanẓur ayyuhā azkā ṭa'āman
falya`tikum birizqim min-hu walyatalaṭṭaf wa lā yusy'iranna bikum aḥadāDan
demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling
bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama
kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari
atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui
berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah
dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan
itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan
sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.
- اِنَّهُمْ اِنْ يَّظْهَرُوْا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوْكُمْ اَوْ يُعِيْدُوْكُمْ فِيْ مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوْٓا اِذًا اَبَدًاinnahum iy yaẓ-harụ 'alaikum yarjumụkum au yu'īdụkum fī millatihim wa lan tufliḥū iżan abadāSesungguhnya
jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempari
kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika
demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.”
- وَكَذٰلِكَ اَعْثَرْنَا
عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوْٓا اَنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّاَنَّ السَّاعَةَ
لَا رَيْبَ فِيْهَاۚ اِذْ يَتَنَازَعُوْنَ بَيْنَهُمْ اَمْرَهُمْ
فَقَالُوا ابْنُوْا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًاۗ رَبُّهُمْ اَعْلَمُ بِهِمْۗ
قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوْا عَلٰٓى اَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ
مَّسْجِدًاwa każālika a'ṡarnā 'alaihim
liya'lamū anna wa'dallāhi ḥaqquw wa annas-sā'ata lā raiba fīhā, iż
yatanāza'ụna bainahum amrahum fa qālubnụ 'alaihim bun-yānā, rabbuhum
a'lamu bihim, qālallażīna galabụ 'alā amrihim lanattakhiżanna 'alaihim
masjidāDan demikian (pula) Kami perlihatkan
(manusia) dengan mereka, agar mereka tahu, bahwa janji Allah benar, dan
bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka
berselisih tentang urusan mereka, maka mereka berkata, “Dirikanlah
sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui
tentang mereka.” Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, “Kami
pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya.”
- سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ
رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ
رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ
ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ
ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ
فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًاsayaqụlụna
ṡalāṡatur rābi'uhum kalbuhum, wa yaqụlụna khamsatun sādisuhum kalbuhum
rajmam bil-gaīb, wa yaqụlụna sab'atuw wa ṡāminuhum kalbuhum, qur rabbī
a'lamu bi'iddatihim mā ya'lamuhum illā qalīl, fa lā tumāri fīhim illā
mirā`an ẓāhiraw wa lā tastafti fīhim min-hum aḥadāNanti
(ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang
ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka)
lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap
yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh
(orang), yang ke delapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad),
“Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui
(bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau
(Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja
dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada
siapa pun.
- وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ wa lā taqụlanna lisyai`in innī fā'ilun żālika gadāDan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”
- اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ
اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ
يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًاillā ay yasyā`allāhu ważkur rabbaka iżā nasīta wa qul 'asā ay yahdiyani rabbī li`aqraba min hāżā rasyadākecuali
(dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila
engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku
petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada
ini.”
- وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًاwa labiṡụ fī kahfihim ṡalāṡa mi`atin sinīna wazdādụ tis'āDan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.
- قُلِ اللّٰهُ اَعْلَمُ
بِمَا لَبِثُوْا ۚ لَهٗ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَبْصِرْ بِهٖ
وَاَسْمِعْۗ مَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّۗ وَلَا يُشْرِكُ فِيْ
حُكْمِهٖٓ اَحَدًاqulillāhu a'lamu bimā
labiṡụ, lahụ gaibus-samāwāti wal-arḍ, abṣir bihī wa asmi', mā lahum min
dụnihī miw waliyy, wa lā yusyriku fī ḥukmihī aḥadāKatakanlah,
“Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang
pelindung pun bagi mereka selain Dia; dan Dia tidak mengambil seorang
pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan.”
- وَاتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖۗ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًاwatlu mā ụḥiya ilaika ming kitābi rabbik, lā mubaddila likalimātih, wa lan tajida min dụnihī multaḥadāDan
bacakanlah (Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu
(Al-Qur'an). Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan
engkau tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya.
- وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ
الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ
وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ
الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا
وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًاwaṣbir
nafsaka ma'allażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna
waj-hahụ wa lā ta'du 'aināka 'an-hum, turīdu zīnatal-ḥayātid-dun-yā, wa
lā tuṭi' man agfalnā qalbahụ 'an żikrinā wattaba'a hawāhu wa kāna amruhụ
furuṭāDan bersabarlah engkau (Muhammad)
bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan
mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami,
serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.
- وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ
رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ
اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ
وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى
الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُۗ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًاwa
qulil-ḥaqqu mir rabbikum, fa man syā`a falyu`miw wa man syā`a
falyakfur, innā a'tadnā liẓ-ẓālimīna nāran aḥāṭa bihim surādiquhā, wa iy
yastagīṡụ yugāṡụ bimā`ing kal-muhli yasywil-wujụh, bi`sasy-syarāb, wa
sā`at murtafaqāDan katakanlah (Muhammad),
“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman)
hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia
kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim,
yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan
(minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek.
- اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا لَا نُضِيْعُ اَجْرَ مَنْ اَحْسَنَ عَمَلًاۚ innallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti innā lā nuḍī'u ajra man aḥsana 'amalāSungguh,
mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak
akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik
itu.
- اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ
جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيْهَا
مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّيَلْبَسُوْنَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّنْ
سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِىِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِۗ
نِعْمَ الثَّوَابُۗ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًاulā`ika
lahum jannātu 'adnin tajrī min taḥtihimul-an-hāru yuḥallauna fīhā min
asāwira min żahabiw wa yalbasụna ṡiyāban khuḍram min sundusiw wa
istabraqim muttaki`īna fīhā 'alal-arā`ik, ni'maṡ-ṡawāb, wa ḥasunat
murtafaqāMereka itulah yang memperoleh Surga
‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka
diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat
yang indah.
- ۞ وَاضْرِبْ لَهُمْ
مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِاَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ اَعْنَابٍ
وَّحَفَفْنٰهُمَا بِنَخْلٍ وَّجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًاۗ waḍrib lahum maṡalar rajulaini ja'alnā li`aḥadihimā jannataini min a'nābiw wa ḥafafnāhumā binakhliw wa ja'alnā bainahumā zar'āDan
berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang
laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan
Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara
keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang.
- كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ اٰتَتْ اُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِّنْهُ شَيْـًٔاۙ وَّفَجَّرْنَا خِلٰلَهُمَا نَهَرًاۙ kiltal-jannataini ātat ukulahā wa lam taẓlim min-hu syai`aw wa fajjarnā khilālahumā naharāKedua
kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang (buahnya) sedikit
pun, dan di celah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai,
- وَّكَانَ لَهٗ ثَمَرٌۚ فَقَالَ لِصَاحِبِهٖ وَهُوَ يُحَاوِرُهٗٓ اَنَا۠ اَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَّاَعَزُّ نَفَرًاwa kāna lahụ ṡamar, fa qāla liṣāḥibihī wa huwa yuḥāwiruhū ana akṡaru mingka mālaw wa a'azzu nafarādan
dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawannya (yang
beriman) ketika bercakap-cakap dengan dia, “Hartaku lebih banyak
daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”
- وَدَخَلَ جَنَّتَهٗ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ قَالَ مَآ اَظُنُّ اَنْ تَبِيْدَ هٰذِهٖٓ اَبَدًاۙ wa dakhala jannatahụ wa huwa ẓālimul linafsih, qāla mā aẓunnu an tabīda hāżihī abadāDan
dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan dirinya sendiri (karena
angkuh dan kafir); dia berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa
selama-lamanya,
- وَّمَآ اَظُنُّ السَّاعَةَ قَاۤىِٕمَةً وَّلَىِٕنْ رُّدِدْتُّ اِلٰى رَبِّيْ لَاَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنْقَلَبًا wa mā aẓunnus-sā'ata qā`imataw wa la`ir rudittu ilā rabbī la`ajidanna khairam min-hā mungqalabādan
aku kira hari Kiamat itu tidak akan datang, dan sekiranya aku
dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang
lebih baik dari pada ini.”
- قَالَ لَهٗ صَاحِبُهٗ
وَهُوَ يُحَاوِرُهٗٓ اَكَفَرْتَ بِالَّذِيْ خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ
مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوّٰىكَ رَجُلًاۗ qāla lahụ ṣāḥibuhụ wa huwa yuḥāwiruhū a kafarta billażī khalaqaka min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma sawwāka rajulāKawannya
(yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya,
“Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah,
kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang
laki-laki yang sempurna?
- لٰكِنَّا۠ هُوَ اللّٰهُ رَبِّيْ وَلَآ اُشْرِكُ بِرَبِّيْٓ اَحَدًا lākinna huwallāhu rabbī wa lā usyriku birabbī aḥadāTetapi aku (percaya bahwa), Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.
- وَلَوْلَآ اِذْ دَخَلْتَ
جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ
ۚاِنْ تَرَنِ اَنَا۠ اَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَّوَلَدًاۚ walau lā iż dakhalta jannataka qulta mā syā`allāhu lā quwwata illā billāh, in tarani ana aqalla mingka mālaw wa waladāDan
mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan ”Masya Allah,
la quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini
terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah,
sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu.
- فَعَسٰى رَبِّيْٓ اَنْ
يُّؤْتِيَنِ خَيْرًا مِّنْ جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا
مِّنَ السَّمَاۤءِ فَتُصْبِحَ صَعِيْدًا زَلَقًاۙ fa asā rabbī ay yu`tiyani khairam min jannatika wa yursila 'alaihā ḥusbānam minas-samā`i fa tuṣbiḥa ṣa'īdan zalaqāMaka
mudah-mudahan Tuhanku, akan memberikan kepadaku (kebun) yang lebih baik
dari kebunmu (ini); dan Dia mengirimkan petir dari langit ke kebunmu,
sehingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin,
- اَوْ يُصْبِحَ مَاۤؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيْعَ لَهٗ طَلَبًا au yuṣbiḥa mā`uhā gauran fa lan tastaṭī'a lahụ ṭalabāatau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka engkau tidak akan dapat menemukannya lagi.”
- وَاُحِيْطَ بِثَمَرِهٖ
فَاَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلٰى مَآ اَنْفَقَ فِيْهَا وَهِيَ
خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَا وَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُشْرِكْ
بِرَبِّيْٓ اَحَدًاwa uḥīṭa biṡamarihī fa
aṣbaḥa yuqallibu kaffaihi 'alā mā anfaqa fīhā wa hiya khāwiyatun 'alā
'urụsyihā wa yaqụlu yā laitanī lam usyrik birabbī aḥadāDan
harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak
tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk
itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (para-para) lalu
dia berkata, “Betapa sekiranya dahulu aku tidak mempersekutukan Tuhanku
dengan sesuatu pun.”
- وَلَمْ تَكُنْ لَّهٗ فِئَةٌ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَمَا كَانَ مُنْتَصِرًاۗ wa lam takul lahụ fi`atuy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna muntaṣirāDan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun yang dapat menolongnya selain Allah; dan dia pun tidak akan dapat membela dirinya.
- هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلّٰهِ الْحَقِّۗ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ عُقْبًاhunālikal-walāyatu lillāhil-ḥaqq, huwa khairun ṡawābaw wa khairun 'uqbāDi sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi) pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik.
- وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلَ
الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ
فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ فَاَصْبَحَ هَشِيْمًا تَذْرُوْهُ
الرِّيٰحُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًاwaḍrib
lahum maṡalal-ḥayātid-dun-yā kamā`in anzalnāhu minas-samā`i fakhtalaṭa
bihī nabātul-arḍi fa aṣbaḥa hasyīman tażrụhur-riyāḥ, wa kānallāhu 'alā
kulli syai`im muqtadirāDan buatkanlah untuk
mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan)
yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di
bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan
oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
- اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ
زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ
رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًاal-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun 'inda rabbika ṡawābaw wa khairun amalāHarta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan
yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan.
- وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ wa yauma nusayyirul-jibāla wa taral-arḍa bārizataw wa ḥasyarnāhum fa lam nugādir min-hum aḥadāDan
(ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau
akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia),
dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.
- وَعُرِضُوْا عَلٰى
رَبِّكَ صَفًّاۗ لَقَدْ جِئْتُمُوْنَا كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۢ
ۖبَلْ زَعَمْتُمْ اَلَّنْ نَّجْعَلَ لَكُمْ مَّوْعِدًاwa 'uriḍụ 'alā rabbika ṣaffā, laqad ji`tumụnā kamā khalaqnākum awwala marratim bal za'amtum allan naj'ala lakum mau'idāDan
mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah
berfirman), “Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami
menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami
tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi)
perjanjian.”
- وَوُضِعَ الْكِتٰبُ
فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ
يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا
كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا
يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا wa wuḍi'al kitābu
fa taral-mujrimīna musyfiqīna mimmā fīhi wa yaqụlụna yā wailatanā māli
hāżal-kitābi lā yugādiru ṣagīrataw wa lā kabīratan illā aḥṣāhā, wa
wajadụ mā 'amilụ ḥāḍirā, wa lā yaẓlimu rabbuka aḥadāDan
diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang
berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan
mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang
tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan
mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan
Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.
- وَاِذْ قُلْنَا
لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ
وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ
لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا wa iż qulnā
lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīs, kāna minal-jinni fa
fasaqa 'an amri rabbih, a fa tattakhiżụnahụ wa żurriyyatahū auliyā`a min
dụnī wa hum lakum 'aduww, bi`sa liẓ-ẓālimīna badalāDan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu
kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari
(golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu
menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal
mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti
(Allah) bagi orang yang zalim.
- ۞ مَآ اَشْهَدْتُّهُمْ خَلْقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَا خَلْقَ اَنْفُسِهِمْۖ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّيْنَ عَضُدًاmā asy-hattuhum khalqas-samāwāti wal-arḍi wa lā khalqa anfusihim wa mā kuntu muttakhiżal-muḍillīna 'aḍudāAku
tidak menghadirkan mereka (Iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan Aku tidak menjadikan orang yang menyesatkan itu sebagai
penolong.
- وَيَوْمَ يَقُوْلُ
نَادُوْا شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ
يَسْتَجِيْبُوْا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَّوْبِقًاwa yauma yaqụlu nādụ syurakā`iyallażīna za'amtum fa da'auhum fa lam yastajībụ lahum wa ja'alnā bainahum maubiqāDan
(ingatlah) pada hari (ketika) Dia berfirman, “Panggillah olehmu
sekutu-sekutu-Ku yang kamu anggap itu.” Mereka lalu memanggilnya, tetapi
mereka (sekutu-sekutu) tidak membalas (seruan) mereka dan Kami adakan
untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).
- وَرَاَ الْمُجْرِمُوْنَ النَّارَ فَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مُّوَاقِعُوْهَا وَلَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًا wa ra`al-mujrimụnan-nāra fa ẓannū annahum muwāqi'ụhā wa lam yajidụ 'an-hā maṣrifāDan
orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga, bahwa mereka
akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling
darinya.
- وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا wa laqad ṣarrafnā fī hāżal-qur`āni lin-nāsi ming kulli maṡal, wa kānal-insānu akṡara syai`in jadalāDan
sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam
Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah
memang yang paling banyak membantah.
- وَمَا مَنَعَ النَّاسَ
اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ
اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ
الْعَذَابُ قُبُلًاwa mā mana'an-nāsa ay
yu`minū iż jā`ahumul-hudā wa yastagfirụ rabbahum illā an ta`tiyahum
sunnatul-awwalīna au ya`tiyahumul-'ażābu qubulāDan
tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika
petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya,
kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku
pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
- وَمَا نُرْسِلُ
الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ وَيُجَادِلُ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوْا بِهِ الْحَقَّ
وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَمَآ اُنْذِرُوْا هُزُوًاwa
mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, wa
yujādilullażīna kafarụ bil-bāṭili liyud-ḥiḍụ bihil-ḥaqqa wattakhażū
āyātī wa mā unżirụ huzuwāDan Kami tidak
mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan; tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil
agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan
mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap
mereka sebagai olok-olokan.
- وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ
ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ
يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ
يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى
الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا wa
man aẓlamu mim man żukkira bi`āyāti rabbihī fa a'raḍa 'an-hā wa nasiya
mā qaddamat yadāh, innā ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa
fī āżānihim waqrā, wa in tad'uhum ilal-hudā fa lay yahtadū iżan abadāDan
siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa
yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah
menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya,
dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau
(Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan
mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.
- وَرَبُّكَ الْغَفُوْرُ
ذُو الرَّحْمَةِۗ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوْا لَعَجَّلَ لَهُمُ
الْعَذَابَۗ بَلْ لَّهُمْ مَّوْعِدٌ لَّنْ يَّجِدُوْا مِنْ دُوْنِهٖ
مَوْىِٕلًاwa rabbukal-gafụru żur-raḥmah, lau
yu`ākhiżuhum bimā kasabụ la'ajjala lahumul-'ażāb, bal lahum mau'idul
lay yajidụ min dụnihī mau`ilāDan Tuhanmu Maha
Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena
perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi
bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak
akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.
- وَتِلْكَ الْقُرٰٓى اَهْلَكْنٰهُمْ لَمَّا ظَلَمُوْا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَّوْعِدًاwa tilkal-qurā ahlaknāhum lammā ẓalamụ wa ja'alnā limahlikihim mau'idāDan
(penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim,
dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
- وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِفَتٰىهُ لَآ اَبْرَحُ حَتّٰٓى اَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ اَوْ اَمْضِيَ حُقُبًاwa iż qāla mụsā lifatāhu lā abraḥu ḥattā abluga majma'al-baḥraini au amḍiya ḥuqubāDan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan
berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan
berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.”
- فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوْتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيْلَهٗ فِى الْبَحْرِ سَرَبًا fa lammā balagā majma'a bainihimā nasiyā ḥụtahumā fattakhaża sabīlahụ fil-baḥri sarabā
Maka ketika mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lupa
ikannya, lalu (ikan) itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
- فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتٰىهُ اٰتِنَا غَدَاۤءَنَاۖ لَقَدْ لَقِيْنَا مِنْ سَفَرِنَا هٰذَا نَصَبًا fa lammā jāwazā qāla lifatāhu ātinā gadā`anā laqad laqīnā min safarinā hāżā naṣabāMaka
ketika mereka telah melewati (tempat itu), Musa berkata kepada
pembantunya, “Bawalah kemari makanan kita; sungguh kita telah merasa
letih karena perjalanan kita ini.”
- قَالَ اَرَاَيْتَ اِذْ
اَوَيْنَآ اِلَى الصَّخْرَةِ فَاِنِّيْ نَسِيْتُ الْحُوْتَۖ وَمَآ
اَنْسٰىنِيْهُ اِلَّا الشَّيْطٰنُ اَنْ اَذْكُرَهٗۚ وَاتَّخَذَ سَبِيْلَهٗ
فِى الْبَحْرِ عَجَبًا qāla a ra`aita iż
awainā ilaṣ-ṣakhrati fa innī nasītul-ḥụta wa mā ansānīhu illasy-syaiṭānu
an ażkurah, wattakhaża sabīlahụ fil-baḥri 'ajabāDia
(pembantunya) menjawab, “Tahukah engkau ketika kita mencari tempat
berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu
dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan,
dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.”
- قَالَ ذٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِۖ فَارْتَدَّا عَلٰٓى اٰثَارِهِمَا قَصَصًاۙ qāla żālika mā kunnā nabgi fartaddā 'alā āṡārihimā qaṣaṣāDia (Musa) berkata, “Itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
- فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًاfa wajadā 'abdam min 'ibādinā ātaināhu raḥmatam min 'indinā wa 'allamnāhu mil ladunnā 'ilmā
Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba
Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang
telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.
- قَالَ لَهٗ مُوسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًاqāla lahụ mụsā hal attabi'uka 'alā an tu'allimani mimmā 'ullimta rusydāMusa
berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan
kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi)
petunjuk?”
- قَالَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا qāla innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrāDia menjawab, “Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku.
- وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلٰى مَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ خُبْرًاwa kaifa taṣbiru 'alā mā lam tuḥiṭ bihī khubrāDan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
- قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًاqāla satajidunī in syā`allāhu ṣābiraw wa lā a'ṣī laka amrāDia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.”
- قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا qāla fa inittaba'tanī fa lā tas`alnī 'an syai`in ḥattā uḥdiṡa laka min-hu żikrāDia
berkata, “Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu.”
- فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰٓى
اِذَا رَكِبَا فِى السَّفِيْنَةِ خَرَقَهَاۗ قَالَ اَخَرَقْتَهَا
لِتُغْرِقَ اَهْلَهَاۚ لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا اِمْرًا fanṭalaqā, ḥattā iżā rakibā fis-safīnati kharaqahā, qāla a kharaqtahā litugriqa ahlahā, laqad ji`ta syai`an imrāMaka
berjalanlah keduanya, hingga ketika keduanya menaiki perahu lalu dia
melubanginya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau melubangi perahu itu,
apakah untuk menenggelamkan penumpangnya?” Sungguh, engkau telah berbuat
suatu kesalahan yang besar.
- قَالَ اَلَمْ اَقُلْ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا qāla a lam aqul innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrāDia berkata, “Bukankah sudah aku katakan, bahwa sesungguhnya engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?”
- قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا نَسِيْتُ وَلَا تُرْهِقْنِيْ مِنْ اَمْرِيْ عُسْرًاqāla lā tu`ākhiżnī bimā nasītu wa lā tur-hiqnī min amrī 'usrāDia
(Musa) berkata, “Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan
janganlah engkau membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.”
- فَانْطَلَقَا ۗحَتّٰٓى
اِذَا لَقِيَا غُلٰمًا فَقَتَلَهٗ ۙقَالَ اَقَتَلْتَ نَفْسًا
زَكِيَّةً؈ۢبِغَيْرِ نَفْسٍۗ لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُكْرًا ۔fanṭalaqā, ḥattā iżā laqiyā gulāman fa qatalahụ qāla a qatalta nafsan zakiyyatam bigairi nafs, laqad ji`ta syai`an nukrāMaka
berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang
anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau
bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh,
engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.”
- ۞ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا qāla a lam aqul laka innaka lan tastaṭī'a ma'iya ṣabrāDia berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?”
- قَالَ اِنْ سَاَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍۢ بَعْدَهَا فَلَا تُصٰحِبْنِيْۚ قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَّدُنِّيْ عُذْرًا qāla in sa`altuka 'an syai`im ba'dahā fa lā tuṣāḥibnī, qad balagta mil ladunnī 'użrāDia
(Musa) berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah
ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu,
sesungguhnya engkau sudah cukup (bersabar) menerima alasan dariku.”
- فَانْطَلَقَا ۗحَتّٰىٓ
اِذَآ اَتَيَآ اَهْلَ قَرْيَةِ ِۨاسْتَطْعَمَآ اَهْلَهَا فَاَبَوْا اَنْ
يُّضَيِّفُوْهُمَا فَوَجَدَا فِيْهَا جِدَارًا يُّرِيْدُ اَنْ يَّنْقَضَّ
فَاَقَامَهٗ ۗقَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ اَجْرًا fanṭalaqā,
ḥattā iżā atayā ahla qaryatinistaṭ'amā ahlahā fa abau ay yuḍayyifụhumā
fa wajadā fīhā jidāray yurīdu ay yangqaḍḍa fa aqāmah, qāla lau syi`ta
lattakhażta 'alaihi ajrāMaka keduanya
berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri,
mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk
negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan
dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya.
Dia (Musa) berkata, “Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta
imbalan untuk itu.”
- قَالَ هٰذَا فِرَاقُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَۚ سَاُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًا qāla hāżā firāqu bainī wa bainik, sa`unabbi`uka bita`wīli mā lam tastaṭi' 'alaihi ṣabrāDia
berkata, “Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan
memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu
sabar terhadapnya.
- اَمَّا السَّفِيْنَةُ
فَكَانَتْ لِمَسٰكِيْنَ يَعْمَلُوْنَ فِى الْبَحْرِ فَاَرَدْتُّ اَنْ
اَعِيْبَهَاۗ وَكَانَ وَرَاۤءَهُمْ مَّلِكٌ يَّأْخُذُ كُلَّ سَفِيْنَةٍ
غَصْبًا ammas-safīnatu fa kānat limasākīna
ya'malụna fil-baḥri fa arattu an a'ībahā, wa kāna warā`ahum malikuy
ya`khużu kulla safīnatin gaṣbā Adapun perahu
itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut; aku bermaksud
merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas
setiap perahu.
- وَاَمَّا الْغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِيْنَآ اَنْ يُّرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَّكُفْرًا ۚwa ammal-gulāmu fa kāna abawāhu mu`minaini fa khasyīnā ay yur-hiqahumā ṭugyānaw wa kufrāDan
adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya mukmin, dan kami
khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan
kekafiran.
- فَاَرَدْنَآ اَنْ يُّبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكٰوةً وَّاَقْرَبَ رُحْمًا fa aradnā ay yubdilahumā rabbuhumā khairam min-hu zakātaw wa aqraba ruḥmā
Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan
(seorang anak) lain yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan
lebih sayang (kepada ibu bapaknya).
- وَاَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلٰمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِى الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهٗ
كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ اَبُوْهُمَا صَالِحًا ۚفَاَرَادَ رَبُّكَ اَنْ
يَّبْلُغَآ اَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِّنْ
رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلْتُهٗ عَنْ اَمْرِيْۗ ذٰلِكَ تَأْوِيْلُ مَا لَمْ
تَسْطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًاۗ wa ammal-jidāru
fa kāna ligulāmaini yatīmaini fil-madīnati wa kāna taḥtahụ kanzul lahumā
wa kāna abụhumā ṣāliḥā, fa arāda rabbuka ay yablugā asyuddahumā wa
yastakhrijā kanzahumā raḥmatam mir rabbik, wa mā fa'altuhụ 'an amrī,
żālika ta`wīlu mā lam tasṭi' 'alaihi ṣabrā.
Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu,
yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang
yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan
keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa
yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan
perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.”
- وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنْ ذِى الْقَرْنَيْنِۗ قُلْ سَاَتْلُوْا عَلَيْكُمْ مِّنْهُ ذِكْرًا ۗwa yas`alụnaka 'an żil-qarnaīn, qul sa`atlụ 'alaikum min-hu żikrā Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.”
- اِنَّا مَكَّنَّا لَهٗ فِى الْاَرْضِ وَاٰتَيْنٰهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا ۙinnā makkannā lahụ fil-arḍi wa ātaināhu ming kulli syai`in sababā
Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah
memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu,
- فَاَتْبَعَ سَبَبًاfa atba'a sababāmaka dia pun menempuh suatu jalan.
- حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ
مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ
عِنْدَهَا قَوْمًا ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ
وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًاḥattā
iżā balaga magribasy-syamsi wajadahā tagrubu fī 'ainin ḥami`atiw wa
wajada 'indahā qaumā, qulnā yā żal-qarnaini immā an tu'ażżiba wa immā an
tattakhiża fīhim ḥusnā Hingga ketika dia
telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari)
terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya
suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Zulkarnain! Engkau
boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.”
- قَالَ اَمَّا مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهٗ ثُمَّ يُرَدُّ اِلٰى رَبِّهٖ فَيُعَذِّبُهٗ عَذَابًا نُّكْرًا qāla ammā man ẓalama fa saufa nu'ażżibuhụ ṡumma yuraddu ilā rabbihī fa yu'ażżibuhụ 'ażāban nukrā
Dia (Zulkarnain) berkata, “Barangsiapa berbuat zalim, kami akan
menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan
mengazabnya dengan azab yang sangat keras.
- وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا ۗwa ammā man āmana wa 'amila ṣāliḥan fa lahụ jazā`anil-ḥusnā, wa sanaqụlu lahụ min amrinā yusrā
Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat
(pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya
perintah kami yang mudah-mudah.”
- ثُمَّ اَتْبَعَ سَبَبًا ṡumma atba'a sababāKemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain).
- حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ دُوْنِهَا سِتْرًا ۙḥattā iżā balaga maṭli'asy-syamsi wajadahā taṭlu'u 'alā qaumil lam naj'al lahum min dụnihā sitrā
Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur)
didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami
buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu,
- كَذٰلِكَۗ وَقَدْ اَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا każālik, wa qad aḥaṭnā bimā ladaihi khubrādemikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain).
- ثُمَّ اَتْبَعَ سَبَبًا ṡumma atba'a sababāKemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
- حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمَا قَوْمًاۙ لَّا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ قَوْلًا ḥattā iżā balaga bainas-saddaini wajada min dụnihimā qaumal lā yakādụna yafqahụna qaulā
Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang
(kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.
- قَالُوْا يٰذَا
الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ
فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ
سَدًّا qālụ yā żal-qarnaini inna ya`jụja wa
ma`jụja mufsidụna fil-arḍi fa hal naj'alu laka kharjan 'alā an taj'ala
bainanā wa bainahum saddā Mereka berkata,
“Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat
kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau
membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?”
- قَالَ مَا مَكَّنِّيْ فِيْهِ رَبِّيْ خَيْرٌ فَاَعِيْنُوْنِيْ بِقُوَّةٍ اَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ۙqāla mā makkannī fīhi rabbī khairun fa a'īnụnī biquwwatin aj'al bainakum wa bainahum radmāDia
(Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku
lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar
aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka.
- اٰتُوْنِيْ زُبَرَ
الْحَدِيْدِۗ حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا
ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَعَلَهٗ نَارًاۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ
قِطْرًا ۗātụnī zubaral-ḥadīd, ḥattā iżā sāwā bainaṣ-ṣadafaini qālanfukhụ, ḥattā iżā ja'alahụ nārang qāla ātụnī ufrig 'alaihi qiṭrā
Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu
telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia
(Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah
menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”
- فَمَا اسْطَاعُوْٓا اَنْ يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا fa masṭā'ū ay yaẓ-harụhu wa mastaṭā'ụ lahụ naqbā Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.
- قَالَ هٰذَا رَحْمَةٌ مِّنْ رَّبِّيْۚ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ رَبِّيْ جَعَلَهٗ دَكَّاۤءَۚ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّيْ حَقًّا ۗqāla hāżā raḥmatum mir rabbī, fa iżā jā`a wa'du rabbī ja'alahụ dakkā`, wa kāna wa'du rabbī ḥaqqāDia
(Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka
apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan
janji Tuhanku itu benar.”
- ۞ وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ يَّمُوْجُ فِيْ بَعْضٍ وَّنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَجَمَعْنٰهُمْ جَمْعًا ۙwa taraknā ba'ḍahum yauma`iżiy yamụju fī ba'ḍiw wa nufikha fiṣ-ṣụri fa jama'nāhum jam'āDan
pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara
satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami
kumpulkan mereka semuanya.
- وَّعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَىِٕذٍ لِّلْكٰفِرِيْنَ عَرْضًا ۙwa 'araḍnā jahannama yauma`iżil lil-kāfirīna 'arḍāDan Kami perlihatkan (neraka) Jahanam dengan jelas pada hari itu kepada orang kafir,
- ۨالَّذِيْنَ كَانَتْ اَعْيُنُهُمْ فِيْ غِطَاۤءٍ عَنْ ذِكْرِيْ وَكَانُوْا لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَمْعًاallażīna kānat a'yunuhum fī giṭā`in 'an żikrī wa kānụ lā yastaṭī'ụna sam'ā(yaitu)
orang yang mata (hati)nya dalam keadaan tertutup (tidak mampu) dari
memperhatikan tanda-tanda (kebesaran)-Ku, dan mereka tidak sanggup
mendengar.
- اَفَحَسِبَ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْٓا اَنْ يَّتَّخِذُوْا عِبَادِيْ مِنْ دُوْنِيْٓ اَوْلِيَاۤءَ
ۗاِنَّآ اَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ نُزُلًا a fa ḥasiballażīna kafarū ay yattakhiżụ 'ibādī min dụnī auliyā`, innā a'tadnā jahannama lil-kāfirīna nuzulāMaka
apakah orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sungguh, Kami telah
menyediakan (neraka) Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang
kafir.
- قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْاَخْسَرِيْنَ اَعْمَالًا ۗqul hal nunabbi`ukum bil-akhsarīna a'mālāKatakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?”
- اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا allażīna ḍalla sa'yuhum fil-ḥayātid-dun-yā wa hum yaḥsabụna annahum yuḥsinụna ṣun'ā(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.
- اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَاۤىِٕهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ
فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًا ulā`ikallażīna kafarụ bi`āyāti rabbihim wa liqā`ihī fa ḥabiṭat a'māluhum fa lā nuqīmu lahum yaumal-qiyāmati waznāMereka
itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak
percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan
Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari
Kiamat.
- ذٰلِكَ جَزَاۤؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوْا وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَرُسُلِيْ هُزُوًا żālika jazā`uhum jahannamu bimā kafarụ wattakhażū āyātī wa rusulī huzuwāDemikianlah,
balasan mereka itu neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena
mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan
olok-olok.
- اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙinnallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti kānat lahum jannātul-firdausi nuzulāSungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal,
- خٰلِدِيْنَ فِيْهَا لَا يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلًا khālidīna fīhā lā yabgụna 'an-hā ḥiwalāmereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana.
- قُلْ لَّوْ كَانَ
الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ
تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا qul lau kānal-baḥru midādal likalimāti rabbī lanafidal-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walau ji`nā bimiṡlihī madadāKatakanlah
(Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai
(penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula).”
- قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠
بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ
وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا
صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًاqul
innamā ana basyarum miṡlukum yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid,
fa mang kāna yarjụ liqā`a rabbihī falya'mal 'amalan ṣāliḥaw wa lā
yusyrik bi'ibādati rabbihī aḥadāKatakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan
Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya
maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia
mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”