Al Qasas (suara Syaikh Nabil ar-Rifa’i)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- طٰسۤمّۤ ṭā sīm mīmTha Sin Mim
- تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ tilka āyātul-kitābil-mubīnIni ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang jelas (dari Allah).
- نَتْلُوْا عَلَيْكَ مِنْ نَّبَاِ مُوْسٰى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ natlụ 'alaika min naba`i mụsā wa fir'auna bil-ḥaqqi liqaumiy yu`minụnKami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman.
- اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا
فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً
مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْ ۗاِنَّهٗ
كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ inna fir'auna
'alā fil-arḍi wa ja'ala ahlahā syiya'ay yastaḍ'ifu ṭā`ifatam min-hum
yużabbiḥu abnā`ahum wa yastaḥyī nisā`ahum, innahụ kāna minal-mufsidīnSungguh,
Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani
Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak
perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat
kerusakan.
- وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ ۙwa nurīdu an namunna 'alallażīnastuḍ'ifụ fil-arḍi wa naj'alahum a immataw wa naj'alahumul-wāriṡīnDan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka
orang-orang yang mewarisi (bumi),
- وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَحْذَرُوْنَ wa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir'auna wa hāmāna wa junụdahumā min-hum mā kānụ yaḥżarụndan
Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada
Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka
takutkan dari mereka.
- وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى
اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ
فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ
اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ wa
auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi'īh, fa iżā khifti 'alaihi fa alqīhi
fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā'ilụhu
minal-mursalīnDan Kami ilhamkan kepada ibunya
Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka
hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan
(pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu,
dan menjadikannya salah seorang rasul.”
- فَالْتَقَطَهٗٓ اٰلُ
فِرْعَوْنَ لِيَكُوْنَ لَهُمْ عَدُوًّا وَّحَزَنًاۗ اِنَّ فِرْعَوْنَ
وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا كَانُوْا خٰطِـِٕيْنَ faltaqaṭahū ālu fir'auna liyakụna lahum 'aduwwaw wa ḥazanā, inna fir'auna wa hāmāna wa junụdahumā kānụ khāṭi`īnMaka
dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan
kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala
tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
- وَقَالَتِ امْرَاَتُ
فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ
يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ wa qālatimra`atu fir'auna qurratu 'ainil lī wa lak, lā taqtulụhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy'urụnDan
istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan
bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada
kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.
- وَاَصْبَحَ فُؤَادُ اُمِّ
مُوْسٰى فٰرِغًاۗ اِنْ كَادَتْ لَتُبْدِيْ بِهٖ لَوْلَآ اَنْ رَّبَطْنَا
عَلٰى قَلْبِهَا لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ wa aṣbaḥa fu`ādu ummi mụsā fārigā, ing kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā 'alā qalbihā litakụna minal-mu`minīnDan
hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya
(rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia
termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
- وَقَالَتْ لِاُخْتِهٖ قُصِّيْهِۗ فَبَصُرَتْ بِهٖ عَنْ جُنُبٍ وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۙwa qālat li`ukhtihī quṣṣīh, fa baṣurat bihī 'an junubiw wa hum lā yasy'urụnDan
dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dia
(Musa).” Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak
menyadarinya.
- ۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ
الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰٓى اَهْلِ بَيْتٍ
يَّكْفُلُوْنَهٗ لَكُمْ وَهُمْ لَهٗ نَاصِحُوْنَ wa ḥarramnā 'alaihil-marāḍi'a ming qablu fa qālat hal adullukum 'alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụnDan
Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa),
“Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu
dan mereka dapat berlaku baik padanya?”
- فَرَدَدْنٰهُ اِلٰٓى
اُمِّهٖ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ اَنَّ وَعْدَ
اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَfa radadnāhu ilā ummihī kai taqarra 'ainuhā wa lā taḥzana wa lita'lama anna wa'dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụnMaka
Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak
bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar,
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.
- وَلَمَّا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَاسْتَوٰىٓ اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًاۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ wa lammā balaga asyuddahụ wastawā ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīnDan
setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan
kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
- وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ
عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ
يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ
فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ
ۙفَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ
الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ wa
dakhalal-madīnata 'alā ḥīni gaflatim min ahlihā fa wajada fīhā
rajulaini yaqtatilāni hāżā min syī'atihī wa hāżā min 'aduwwih,
fastagāṡahullażī min syī'atihī 'alallażī min 'aduwwihī fa wakazahụ mụsā
fa qaḍā 'alaihi qāla hāżā min 'amalisy-syaiṭān, innahụ 'aduwwum muḍillum
mubīnDan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis)
ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu
dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya
(Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum
Fir‘aun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya,
untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa
meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, “Ini adalah
perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas
menyesatkan.”
- قَالَ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ qāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīmDia
(Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku
sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh,
Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
- قَالَ رَبِّ بِمَآ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ اَكُوْنَ ظَهِيْرًا لِّلْمُجْرِمِيْنَ qāla rabbi bimā an'amta 'alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīnDia
(Musa) berkata, “Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang
berdosa.”
- فَاَصْبَحَ فِى
الْمَدِيْنَةِ خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ فَاِذَا الَّذِى اسْتَنْصَرَهٗ
بِالْاَمْسِ يَسْتَصْرِخُهٗ ۗقَالَ لَهٗ مُوْسٰٓى اِنَّكَ لَغَوِيٌّ
مُّبِيْنٌ fa aṣbaḥa fil-madīnati khā`ifay yataraqqabu fa iżallażistanṣarahụ bil-amsi yastaṣrikhuh, qāla lahụ mụsā innaka lagawiyyum mubīnKarena
itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu
(akibat perbuatannya), tiba-tiba orang yang kemarin meminta pertolongan
berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya, “Engkau
sungguh, orang yang nyata-nyata sesat.”
- فَلَمَّآ اَنْ اَرَادَ
اَنْ يَّبْطِشَ بِالَّذِيْ هُوَ عَدُوٌّ لَّهُمَاۙ قَالَ يٰمُوْسٰٓى
اَتُرِيْدُ اَنْ تَقْتُلَنِيْ كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًاۢ بِالْاَمْسِۖ اِنْ
تُرِيْدُ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ جَبَّارًا فِى الْاَرْضِ وَمَا تُرِيْدُ
اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْمُصْلِحِيْنَ fa lammā
an arāda ay yabṭisya billażī huwa 'aduwwul lahumā qāla yā mụsā a turīdu
an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-amsi in turīdu illā an takụna
jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takụna minal-muṣliḥīnMaka
ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh
mereka berdua, dia (musuhnya) berkata, “Wahai Musa! Apakah engkau
bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang?
Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di
negeri (ini), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari
orang-orang yang mengadakan perdamaian.”
- وَجَاۤءَ رَجُلٌ مِّنْ
اَقْصَى الْمَدِيْنَةِ يَسْعٰىۖ قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنَّ الْمَلَاَ
يَأْتَمِرُوْنَ بِكَ لِيَقْتُلُوْكَ فَاخْرُجْ اِنِّيْ لَكَ مِنَ
النّٰصِحِيْنَ wa jā`a rajulum min aqṣal-madīnati yas'ā qāla yā mụsā innal-mala`a ya`tamirụna bika liyaqtulụka fakhruj innī laka minan-nāṣiḥīnDan
seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata,
“Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang
engkau untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”
- فَخَرَجَ مِنْهَا خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖقَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīnMaka
keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau
ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku,
selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”
- وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاۤءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسٰى رَبِّيْٓ اَنْ يَّهْدِيَنِيْ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ wa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla 'asā rabbī ay yahdiyanī sawā`as-sabīlDan ketika dia menuju ke arah negeri Madyan dia berdoa lagi, “Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar.”
- وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ
مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ ەۖ وَوَجَدَ
مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِۚ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا
ۗقَالَتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَاۤءُ وَاَبُوْنَا شَيْخٌ
كَبِيْرٌwa lammā warada mā`a madyana wajada
'alaihi ummatam minan-nāsi yasqụna wa wajada min dụnihimumra`ataini
tażụdān, qāla mā khaṭbukumā, qālatā lā nasqī ḥattā yuṣdirar-ri'ā`u wa
abụnā syaikhung kabīrDan ketika dia sampai di
sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang
sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia
(Musa) berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua
(perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami),
sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang
ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”
- فَسَقٰى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلّٰىٓ اِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ اِنِّيْ لِمَآ اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ fa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīrMaka
dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia
kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan
kepadaku.”
- فَجَاۤءَتْهُ
اِحْدٰىهُمَا تَمْشِيْ عَلَى اسْتِحْيَاۤءٍ ۖقَالَتْ اِنَّ اَبِيْ
يَدْعُوْكَ لِيَجْزِيَكَ اَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَاۗ فَلَمَّا جَاۤءَهٗ
وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَۙ قَالَ لَا تَخَفْۗ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ
الظّٰلِمِيْنَ fa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī
'alastiḥyā`ing qālat inna abī yad'ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā,
fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa 'alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta
minal-qaumiẓ-ẓālimīnKemudian datanglah kepada
Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu,
dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan
sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika
(Musa) mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai
dirinya), dia berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat
dari orang-orang yang zalim itu.”
- قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ qālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīnDan
salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku!
Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang
paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat dan dapat dipercaya.”
- قَالَ اِنِّيْٓ اُرِيْدُ
اَنْ اُنْكِحَكَ اِحْدَى ابْنَتَيَّ هٰتَيْنِ عَلٰٓى اَنْ تَأْجُرَنِيْ
ثَمٰنِيَ حِجَجٍۚ فَاِنْ اَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَۚ وَمَآ
اُرِيْدُ اَنْ اَشُقَّ عَلَيْكَۗ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ
الصّٰلِحِيْنَ qāla innī urīdu an ungkiḥaka
iḥdabnatayya hātaini 'alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta
'asyran fa min 'indik, wa mā urīdu an asyuqqa 'alaīk, satajidunī in
syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīnDia (Syekh Madyan)
berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan
salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa
engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan
sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak
bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang baik.”
- قَالَ ذٰلِكَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَۗ اَيَّمَا الْاَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّۗ وَاللّٰهُ عَلٰى مَا نَقُوْلُ وَكِيْلٌqāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā 'udwāna 'alayy, wallāhu 'alā mā naqụlu wakīlDia
(Musa) berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja
dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak
ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas
apa yang kita ucapkan.”
- ۞ فَلَمَّا قَضٰى مُوْسَى
الْاَجَلَ وَسَارَ بِاَهْلِهٖٓ اٰنَسَ مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ نَارًاۗ
قَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ
اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ
تَصْطَلُوْنَfa lammā qaḍā mụsal-ajala wa
sāra bi`ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭụri nārā, qāla li`ahlihimkuṡū innī
ānastu nāral-la'allī ātīkum min-hā bikhabarin au jażwatim minan-nāri
la'allakum taṣṭalụnMaka ketika Musa telah
menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan
keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada
keluarganya, “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api,
mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api
itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”
- فَلَمَّآ اَتٰىهَا
نُوْدِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْاَيْمَنِ فِى الْبُقْعَةِ الْمُبٰرَكَةِ
مِنَ الشَّجَرَةِ اَنْ يّٰمُوْسٰٓى اِنِّيْٓ اَنَا اللّٰهُ رَبُّ
الْعٰلَمِيْنَ ۙfa lammā atāhā nụdiya min syāṭi`il-wādil-aimani fil-buq'atil-mubārakati minasy-syajarati ay yā mụsā innī anallāhu rabbul-'ālamīnMaka
ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah)
pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah
yang diberkahi, “Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh
alam!
- وَاَنْ اَلْقِ عَصَاكَ
ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ
يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰٓى اَقْبِلْ وَلَا تَخَفْۗ اِنَّكَ مِنَ الْاٰمِنِيْنَ
wa an alqi 'aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu
ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu'aqqib, yā mụsā aqbil wa lā
takhaf, innaka minal-āminīnDan lemparkanlah
tongkatmu.” Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gerak seakan-akan
seekor ular yang (gesit), dia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh.
(Allah berfirman), “Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya
engkau termasuk orang yang aman.
- اُسْلُكْ يَدَكَ فِيْ
جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ ۖوَّاضْمُمْ اِلَيْكَ
جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذٰنِكَ بُرْهَانٰنِ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰى
فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ usluk
yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika
janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir'auna wa
mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīnMasukkanlah
tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa
cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan.
Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada
Fir‘aun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik.”
- قَالَ رَبِّ اِنِّيْ قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَاَخَافُ اَنْ يَّقْتُلُوْنِ qāla rabbi innī qataltu min-hum nafsan fa akhāfu ay yaqtulụnDia
(Musa) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah membunuh seorang dari
golongan mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku.
- وَاَخِيْ هٰرُوْنُ هُوَ
اَفْصَحُ مِنِّيْ لِسَانًا فَاَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُّصَدِّقُنِيْٓ
ۖاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّكَذِّبُوْنِ wa akhī hārụnu huwa afṣaḥu minnī lisānan fa arsil-hu ma'iya rid`ay yuṣaddiqunī innī akhāfu ay yukażżibụnDan
saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah
dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku;
sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku.”
- قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ
بِاَخِيْكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطٰنًا فَلَا يَصِلُوْنَ اِلَيْكُمَا
ۛبِاٰيٰتِنَا ۛ اَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغٰلِبُوْنَ qāla
sanasyuddu 'aḍudaka bi`akhīka wa naj'alu lakumā sulṭānan fa lā yaṣilụna
ilaikumā bi`āyātinā, antumā wa manittaba'akumal-gālibụnDia
(Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan
saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka
mereka tidak akan dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan
membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamu yang
akan menang.”
- فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ
مُّوْسٰى بِاٰيٰتِنَا بَيِّنٰتٍ قَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ
مُّفْتَرًىۙ وَّمَا سَمِعْنَا بِهٰذَا فِيْٓ اٰبَاۤىِٕنَا الْاَوَّلِيْنَ fa lammā jā`ahum mụsā bi`āyātinā bayyināting qālụ mā hāżā illā siḥrum muftaraw wa mā sami'nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīnMaka
ketika Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat Kami yang
nyata, mereka berkata, “Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami
tidak pernah mendengar (yang seperti) ini pada nenek moyang kami
dahulu.”
- وَقَالَ مُوْسٰى رَبِّيْٓ
اَعْلَمُ بِمَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى مِنْ عِنْدِهٖ وَمَنْ تَكُوْنُ لَهٗ
عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ wa qāla mụsā rabbī a'lamu biman jā`a bil-hudā min 'indihī wa man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụnDan
dia (Musa) menjawab, “Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas)
membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan
(yang baik) di akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan
mendapat kemenangan.”
- وَقَالَ فِرْعَوْنُ
يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْۚ
فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا
لَّعَلِّيْٓ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰىۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ
الْكٰذِبِيْنَ wa qāla fir'aunu yā
ayyuhal-mala`u mā 'alimtu lakum min ilāhin gairī, fa auqid lī yā hāmānu
'alaṭ-ṭīni faj'al lī ṣarḥal la'allī aṭṭali'u ilā ilāhi mụsā wa innī
la`aẓunnuhụ minal-kāżibīnDan Fir‘aun berkata,
“Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat
batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku
dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk
pendusta.”
- وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُوْدُهٗ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اِلَيْنَا لَا يُرْجَعُوْنَ wastakbara huwa wa junụduhụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja'ụnDan
dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya berlaku sombong, di bumi tanpa alasan
yang benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan
kepada Kami.
- فَاَخَذْنٰهُ وَجُنُوْدَهٗ فَنَبَذْنٰهُمْ فِى الْيَمِّ ۚفَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظّٰلِمِيْنَ fa akhażnāhu wa junụdahụ fa nabażnāhum fil-yamm, fanẓur kaifa kāna 'āqibatuẓ-ẓālimīnMaka
Kami siksa dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan
mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
zalim.
- وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّدْعُوْنَ اِلَى النَّارِۚ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ لَا يُنْصَرُوْنَ wa ja'alnāhum a immatay yad'ụna ilan-nār, wa yaumal-qiyāmati lā yunṣarụnDan Kami jadikan mereka para pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong.
- وَاَتْبَعْنٰهُمْ فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ هُمْ مِّنَ الْمَقْبُوْحِيْنَwa atba'nāhum fī hāżihid-dun-yā la'nah, wa yaumal-qiyāmati hum minal-maqbụḥīnDan
Kami susulkan laknat kepada mereka di dunia ini; sedangkan pada hari
Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).
- وَلَقَدْ اٰتَيْنَا
مُوْسَى الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِ مَآ اَهْلَكْنَا الْقُرُوْنَ الْاُوْلٰى
بَصَاۤىِٕرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ wa laqad ātainā mụsal-kitāba mim ba'di mā ahlaknal-qurụnal-ụlā baṣā`ira lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatal la'allahum yatażakkarụnDan
sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami
binasakan umat-umat terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan
petunjuk serta rahmat, agar mereka mendapat pelajaran.
- وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ اِذْ قَضَيْنَآ اِلٰى مُوْسَى الْاَمْرَ وَمَا كُنْتَ مِنَ الشّٰهِدِيْنَ ۙwa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mụsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīnDan
engkau (Muhammad) tidak berada di sebelah barat (lembah suci Tuwa)
ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan engkau tidak (pula)
termasuk orang-orang yang menyaksikan (kejadian itu).
- وَلٰكِنَّآ اَنْشَأْنَا
قُرُوْنًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۚ وَمَا كُنْتَ ثَاوِيًا فِيْٓ
اَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۙ وَلٰكِنَّا كُنَّا
مُرْسِلِيْنَ wa lākinnā ansya`nā qurụnan fa
taṭāwala 'alaihimul-'umur, wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlụ
'alaihim āyātinā wa lākinnā kunnā mursilīnTetapi
Kami telah menciptakan beberapa umat, dan telah berlalu atas mereka
masa yang panjang, dan engkau (Muhammad) tidak tinggal bersama-sama
penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi
Kami telah mengutus rasul-rasul.
- وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ
الطُّوْرِ اِذْ نَادَيْنَا وَلٰكِنْ رَّحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ لِتُنْذِرَ
قَوْمًا مَّآ اَتٰىهُمْ مِّنْ نَّذِيْرٍ مِّنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُوْنَ wa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri
iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min
nażīrim ming qablika la'allahum yatażakkarụnDan
engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Tur (gunung) ketika Kami
menyeru (Musa), tetapi (Kami utus engkau) sebagai rahmat dari Tuhanmu,
agar engkau memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang tidak
didatangi oleh pemberi peringatan sebelum engkau agar mereka mendapat
pelajaran.
- وَلَوْلَآ اَنْ
تُصِيْبَهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ فَيَقُوْلُوْا
رَبَّنَا لَوْلَآ اَرْسَلْتَ اِلَيْنَا رَسُوْلًا فَنَتَّبِعَ اٰيٰتِكَ
وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ walau lā an
tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fa yaqụlụ rabbanā lau lā
arsalta ilainā rasụlan fa nattabi'a āyātika wa nakụna minal-mu`minīnDan
agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa
yang mereka kerjakan, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus
seorang rasul kepada kami, agar kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan
termasuk orang mukmin.”
- فَلَمَّا جَاۤءَهُمُ
الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوْا لَوْلَآ اُوْتِيَ مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ
مُوْسٰىۗ اَوَلَمْ يَكْفُرُوْا بِمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى مِنْ قَبْلُۚ
قَالُوْا سِحْرٰنِ تَظَاهَرَاۗ وَقَالُوْٓا اِنَّا بِكُلٍّ كٰفِرُوْنَ fa
lammā jā`ahumul-ḥaqqu min 'indinā qālụ lau lā ụtiya miṡla mā ụtiya
mụsā, a wa lam yakfurụ bimā ụtiya mụsā ming qabl, qālụ siḥrāni taẓāharā,
wa qālū innā bikulling kāfirụnMaka ketika
telah datang kepada mereka kebenaran (Al-Qur'an) dari sisi Kami, mereka
berkata, “Mengapa tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti apa yang
telah diberikan kepada Musa dahulu?” Bukankah mereka itu telah ingkar
(juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu
berkata, “(Musa dan Harun adalah) dua pesihir yang bantu-membantu.” Dan
mereka (juga) berkata, “Sesungguhnya kami sama sekali tidak mempercayai
masing-masing mereka itu.”
- قُلْ فَأْتُوْا بِكِتٰبٍ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ هُوَ اَهْدٰى مِنْهُمَآ اَتَّبِعْهُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ qul fa`tụ bikitābim min 'indillāhi huwa ahdā min-humā attabi'hu ing kuntum ṣādiqīnKatakanlah
(Muhammad), “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang
kitab itu lebih memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan
Al-Qur'an), niscaya aku mengikutinya, jika kamu orang yang benar.”
- فَاِنْ لَّمْ
يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ اَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ اَهْوَاۤءَهُمْۗ
وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰىهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ
ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَfa
il lam yastajībụ laka fa'lam annamā yattabi'ụna ahwā`ahum, wa man
aḍallu mim manittaba'a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā
yahdil-qaumaẓ-ẓālimīnMaka jika mereka tidak
menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti
keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang
mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun?
Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
- ۞ وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ۗ wa laqad waṣṣalnā lahumul-qaula la'allahum yatażakkarụnDan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya.
- اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِهٖ هُمْ بِهٖ يُؤْمِنُوْنَ allażīna ātaināhumul-kitāba ming qablihī hum bihī yu`minụnOrang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur'an, mereka beriman (pula) kepadanya (Al-Qur'an).
- وَاِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِهٖٓ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّنَآ اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهٖ مُسْلِمِيْنَ wa iżā yutlā 'alaihim qālū āmannā bihī innahul-ḥaqqu mir rabbinā innā kunnā ming qablihī muslimīnDan
apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Kami
beriman kepadanya, sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah suatu kebenaran
dari Tuhan kami. Sungguh, sebelumnya kami adalah orang muslim.”
- اُولٰۤىِٕكَ يُؤْتَوْنَ
اَجْرَهُمْ مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوْا وَيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ
السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ulā`ika yu`tauna ajrahum marrataini bimā ṣabarụ wa yadra`ụna bil-ḥasanatis-sayyi`ata wa mimmā razaqnāhum yunfiqụnMereka
itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur'an)
disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan
kebaikan, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan
kepada mereka.
- وَاِذَا سَمِعُوا
اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَقَالُوْا لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ
اَعْمَالُكُمْ ۖسَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ لَا نَبْتَغِى الْجٰهِلِيْنَwa iżā sami'ul-lagwa a'raḍụ 'an-hu wa qālụ lanā a'mālunā wa lakum a'mālukum salāmun 'alaikum lā nabtagil-jāhilīnDan
apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya
dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu,
semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang
bodoh.”
- اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a'lamu bil-muhtadīnSungguh,
engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki,
dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
- وَقَالُوْٓا اِنْ
نَّتَّبِعِ الْهُدٰى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ اَرْضِنَاۗ اَوَلَمْ
نُمَكِّنْ لَّهُمْ حَرَمًا اٰمِنًا يُّجْبٰٓى اِلَيْهِ ثَمَرٰتُ كُلِّ
شَيْءٍ رِّزْقًا مِّنْ لَّدُنَّا وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ wa
qālū in nattabi'il-hudā ma'aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam
numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam
mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụnDan
mereka berkata, “Jika kami mengikuti petunjuk bersama engkau, niscaya
kami akan diusir dari negeri kami.” (Allah berfirman) Bukankah Kami
telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang
aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam
(tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.
- وَكَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ
قَرْيَةٍ ۢ بَطِرَتْ مَعِيْشَتَهَا ۚفَتِلْكَ مَسٰكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَنْ
مِّنْۢ بَعْدِهِمْ اِلَّا قَلِيْلًاۗ وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِيْنَ wa
kam ahlaknā ming qaryatim baṭirat ma'īsyatahā, fa tilka masākinuhum lam
tuskam mim ba'dihim illā qalīlā, wa kunnā naḥnul-wāriṡīnDan
betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam
kehidupannya yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman
mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil.
Dan Kamilah yang mewarisinya.”
- وَمَا كَانَ رَبُّكَ
مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا
عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا
وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ wa mā kāna rabbuka
muhlikal-qurā ḥattā yab'aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ 'alaihim āyātinā, wa
mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụnDan
Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus
seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri;
kecuali penduduknya melakukan kezaliman.
- وَمَآ اُوْتِيْتُمْ
مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا ۚوَمَا عِنْدَ
اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَwa mā ụtītum min syai`in fa matā'ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā 'indallāhi khairuw wa abqā, a fa lā ta'qilụnDan
apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu,
maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa
yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu
mengerti?
- اَفَمَنْ وَّعَدْنٰهُ
وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيْهِ كَمَنْ مَّتَّعْنٰهُ مَتَاعَ الْحَيٰوةِ
الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مِنَ الْمُحْضَرِيْنَ a
fa maw wa'adnāhu wa'dan ḥasanan fa huwa lāqīhi kamam matta'nāhu
matā'al-ḥayātid-dun-yā ṡumma huwa yaumal-qiyāmati minal-muḥḍarīnMaka
apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik
(surga) lalu dia memperolehnya, dengan orang yang Kami berikan kepadanya
kesenangan hidup duniawi; kemudian pada hari Kiamat dia termasuk
orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?
- وَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ فَيَقُوْلُ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ wa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz'umụnDan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka?”
- قَالَ الَّذِيْنَ حَقَّ
عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَغْوَيْنَاۚ
اَغْوَيْنٰهُمْ كَمَا غَوَيْنَاۚ تَبَرَّأْنَآ اِلَيْكَ مَا كَانُوْٓا
اِيَّانَا يَعْبُدُوْنَ qālallażīna ḥaqqa
'alaihimul-qaulu rabbanā hā`ulā`illażīna agwainā, agwaināhum kamā
gawainā, tabarra`nā ilaika mā kānū iyyānā ya'budụnOrang-orang
yang sudah pasti akan mendapatkan hukuman berkata, “Ya Tuhan kami,
mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan
mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan kepada Engkau
berlepas diri (dari mereka), mereka sekali-kali tidak menyembah kami.”
- وَقِيْلَ ادْعُوْا
شُرَكَاۤءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَهُمْ ۗوَرَاَوُا
الْعَذَابَۚ لَوْ اَنَّهُمْ كَانُوْا يَهْتَدُوْنَwa qīlad'ụ syurakā`akum fa da'auhum fa lam yastajībụ lahum, wa ra`awul-'ażāb, lau annahum kānụ yahtadụnDan
dikatakan (kepada mereka), “Serulah sekutu-sekutumu,” lalu mereka
menyerunya, tetapi yang diseru tidak menyambutnya, dan mereka melihat
azab. (Mereka itu berkeinginan) sekiranya mereka dahulu menerima
petunjuk.
- وَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ فَيَقُوْلُ مَاذَآ اَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِيْنَ wa yauma yunādīhim fa yaqụlu māżā ajabtumul-mursalīnDan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman, “Apakah jawabanmu terhadap para rasul?”
- فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الْاَنْۢبَاۤءُ يَوْمَىِٕذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاۤءَلُوْنَ fa 'amiyat 'alaihimul-ambā`u yauma`iżin fa hum lā yatasā`alụnMaka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling bertanya.
- فَاَمَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ مِنَ الْمُفْلِحِيْنَ fa ammā man tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan fa 'asā ay yakụna minal-mufliḥīnMaka adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang beruntung.
- وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۗسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ wa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta'ālā 'ammā yusyrikụnDan
Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka
(manusia) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa
yang mereka persekutukan.
- وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُوْرُهُمْ وَمَا يُعْلِنُوْنَ wa rabbuka ya'lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu'linụnDan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
- وَهُوَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ لَهُ الْحَمْدُ فِى الْاُوْلٰى وَالْاٰخِرَةِ ۖوَلَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ wa huwallāhu lā ilāha illā huw, lahul-ḥamdu fil-ụlā wal-ākhirati wa lahul-ḥukmu wa ilaihi turja'ụnDan
Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala
puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan
dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
- قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ
جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ الَّيْلَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ
مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِضِيَاۤءٍ ۗ اَفَلَا
تَسْمَعُوْنَ qul a ra`aitum in ja'alallāhu
'alaikumul-laila sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi
ya`tīkum biḍiyā`, a fa lā tasma'ụnKatakanlah
(Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu malam
itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang
akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?”
- قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ
جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ
مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُوْنَ فِيْهِ ۗ
اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ qul a ra`aitum in
ja'alallāhu 'alaikumun-nahāra sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun
gairullāhi ya`tīkum bilailin taskunụna fīh, a fa lā tubṣirụnKatakanlah
(Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang
itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang
akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu
tidak memperhatikan?”
- وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ
جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا
مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ wa mir raḥmatihī ja'ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunụ fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la'allakum tasykurụnDan
adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar
kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian
karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
- وَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ فَيَقُوْلُ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ wa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz'umụnDan
(ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman,
“Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka?”
- وَنَزَعْنَا مِنْ كُلِّ
اُمَّةٍ شَهِيْدًا فَقُلْنَا هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ فَعَلِمُوْٓا اَنَّ
الْحَقَّ لِلّٰهِ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَwa naza'nā ming kulli ummatin syahīdan fa qulnā hātụ burhānakum fa 'alimū annal-ḥaqqa lillāhi wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụnDan
Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, lalu Kami katakan,
“Kemukakanlah bukti kebenaranmu,” maka tahulah mereka bahwa yang hak
(kebenaran) itu milik Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulu
mereka ada-adakan.
- ۞ اِنَّ قَارُوْنَ كَانَ
مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْ ۖوَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ
مَآ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَتَنُوْۤاُ بِالْعُصْبَةِ اُولِى الْقُوَّةِ اِذْ
قَالَ لَهٗ قَوْمُهٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ
inna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā
'alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u
bil-'uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā
yuḥibbul-fariḥīnSesungguhnya Karun termasuk
kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah)
ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.”
- وَابْتَغِ فِيْمَآ
اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ
الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَwabtagi
fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa
aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā
yuḥibbul-mufsidīnDan carilah (pahala) negeri
akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan.
- قَالَ اِنَّمَآ
اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ
اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ
قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ
الْمُجْرِمُوْنَ qāla innamā ụtītuhụ 'alā
'ilmin 'indī, a wa lam ya'lam annallāha qad ahlaka ming qablihī
minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam'ā, wa lā
yus`alu 'an żunụbihimul-mujrimụnDia (Karun)
berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu
yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak
mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya
tentang dosa-dosa mereka.
- فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ
فِيْ زِيْنَتِهٖ ۗقَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا
يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ قَارُوْنُۙ اِنَّهٗ لَذُوْ حَظٍّ
عَظِيْمٍ fa kharaja 'alā qaumihī fī zīnatih,
qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya
qārụnu innahụ lażụ haẓẓin 'aẓīmMaka keluarlah
dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang
menginginkan kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kita mempunyai
harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun,
sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
- وَقَالَ الَّذِيْنَ
اُوْتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّمَنْ اٰمَنَ
وَعَمِلَ صَالِحًا ۚوَلَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الصّٰبِرُوْنَ wa qālallażīna ụtul-'ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa 'amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụnTetapi
orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah,
pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang
yang sabar.”
- فَخَسَفْنَا بِهٖ
وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ
دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīnMaka
Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak
ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan
dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.
- وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ
تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ
يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ
اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ
الْكٰفِرُوْنَ wa aṣbaḥallażīna tamannau
makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u
min 'ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu 'alainā lakhasafa binā,
waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụnDan
orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu
berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah
tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan
kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang
yang mengingkari (nikmat Allah).”
- تِلْكَ الدَّارُ
الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى
الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ tilkad-dārul-ākhiratu naj'aluhā lillażīna lā yurīdụna 'uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-'āqibatu lil-muttaqīnNegeri
akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri
dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi
orang-orang yang bertakwa.
- مَنْ جَاۤءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا
يُجْزَى الَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ اِلَّا مَا كَانُوْا
يَعْمَلُوْنَ man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ
khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna
'amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya'malụnBarangsiapa
datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang
lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa datang dengan
(membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan
itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan.
- اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ
عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ
مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ innallażī faraḍa 'alaikal-qur`āna larādduka ilā ma'ād, qul rabbī a'lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīnSesungguhnya
(Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan
hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat
kembali. Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku mengetahui orang yang membawa
petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
- وَمَا كُنْتَ تَرْجُوْٓا
اَنْ يُّلْقٰٓى اِلَيْكَ الْكِتٰبُ اِلَّا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ فَلَا
تَكُوْنَنَّ ظَهِيْرًا لِّلْكٰفِرِيْنَ ۖ wa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīnDan
engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu
diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu,
sebab itu janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi
orang-orang kafir,
- وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ
اٰيٰتِ اللّٰهِ بَعْدَ اِذْ اُنْزِلَتْ اِلَيْكَ وَادْعُ اِلٰى رَبِّكَ
وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۚ wa lā yaṣuddunnaka 'an āyātillāhi ba'da iż unzilat ilaika wad'u ilā rabbika wa lā takụnanna minal-musyrikīndan
jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu diturunkan
kepadamu, dan serulah (manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan
janganlah engkau termasuk orang-orang musyrik.
- وَلَا تَدْعُ مَعَ
اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ
اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ wa lā tad'u ma'allāhi ilāhan ākhar, lā ilāha illā huw, kullu syai`in hālikun illā waj-hah, lahul-ḥukmu wa ilaihi turja'ụnDan
jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa,
kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya
kepada-Nya kamu dikembalikan.